Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif Sebagai Andalan

INTERESTNEWS — Pariwisata berbasis ekonomi kreatif dapat menjadi andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Sejak era kepemimpinan Presiden Jokowi, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mulai mengembangkan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Topik inilah menjadi pokok percakapan Acara Refleksi pada Radio Surya Kebenaran 107.8 FM Ambarawa, Kamis (7/10/2021). Pelaksana acara program ini adalah INTERESTNEWS.OR.ID bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia – Jawa Tengah.

Pada kesempatan ini hadir sebagai narasumber adalah Dr. H. A. Mujib Rohmat, MH (anggota Komisi X DPR), Drs. Sinoeng N. Rachmadi, MM (Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah), Pauline Suharno (Ketua Umum DPP Astindo/Asosiasi Travel Agent Indonesia), dan Dr. Elia Radianto, SE, M.Si (Akademisi/Pengamat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).

Paparan Para Pembicara

Pembicara pertama, H. A. Mujib Rohmat mengatakan bahwa Pemerintah telah menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai sektor andalan. Karena itu, kedua hal itu menjadi satu dengan sebutan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Pariwisata menjadi sektor terbesar keempat dalam menarik devisa bagi negara. Namun demikian, situasi pandemi Covid-19 ini, pariwisata di Indonesia mengalami penurunan. Sepertinya kita tidak dapat mencapai target kunjungan wisatawan macanegara (wisman) sebesar 20 juta jiwa. Bahkan di akhir tahun 2021 pun belum dapat tercapai. Semoga tahun depan jika kondisi pandemi sudah menurun, target kunjungan wisman dapat naik.

Selanjutnya, pembicara kedua adalah Sinoeng N. Rachmadi. Sinoeng memberi gambaran tentang kondisi pariwisata di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Menurut Sinoeng, Pemerintah Jateng akan membuat strategi lebih progresif dengan memberi edukasi perubahan perilaku kepada masyarakat dan pelaku wisata. Perubahan perilaku itu mengarah ke localized (terlokalisir). Ini berarti orang datang berwisata itu terbatas mobilisasinya. Jadi mereka berwisata pada lokasi-lokasi yang dekat, tidak terlalu jauh.

BACA JUGA:  Hari Kemerdekaan RI 2021: Beda dan Perbedaan

Berbeda dengan dua pembicara sebelumnya, Pauline Suharno menyatakan bahwa agen-agen travel wisata banyak yang vakum alias hampir tidak ada pemasukan. Mereka banyak yang terpuruk pada masa pandemi Covid-19. Namun demikian, situasi jelang akhir tahun 2021 ini, geliat wisata mulai bergerak, sehingga agen-agen travel mulai aktif kembali. Ia juga berharap dalam situasi yang makin membaik ini, ada koordinasi yang apik antarkementerian terkait. Jadi kita juga memperoleh dukungan (support) yang baik dari pemerintah.

Pembicara terakhir, Elia Radianto menyoroti pentingnya pengembangan sumberdaya manusia (SDM) bagi para pelaku wisata, sehingga mampu memberikan layanan (service) terbaik bagi pengunjung wisman. Selain itu juga, masyarakat mendapatkan akses dalam meningkatkan kemampuan mereka mengembangkan pariwisata berbasis ekonomi kreatif tersebut. Di sinilah peran para stakeholder (pemangku kepentingan) menyiapkan, memfasilitasi, dan memberdayakan masyarakat pedesaan, seperti misalnya program wisata homestay.

Pewarta: Boy Tonggor Siahaan

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan