INTERESTNEWS — Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia, kita harus memaksakan diri menerapkan Sistem Pendidikan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring (dalam jaringan). Siap tidak siap, kita harus siap. Awalnya memang kita kewalahan dalam mempersiapkannya, baik pihak Pemerintah, Sekolah, naradidik, maupun orangtua/wali murid. Namun demikian, setelah melewati 1 tahun PJJ, para stakeholder (pemangku kepentingan) sudah makin menyempurnakannya dengan baik.
Pada bincang refleksi Kamis (16/9/2021) ini, penyelenggara acara mengangkat topik: “Sistem Pendidikan yang Efektif di Tengah Masa Kritis.” Penyelenggara acara ini adalah Radio Surya Kebenaran 107.8 FM (Ambarawa), INTERESTNEWS.OR.ID, dan Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia – Jawa Tengah. Pihak penyelenggara menghadirkan 4 narasumber. Mereka adalah Kustrisaptono, S.Si, M.Pd (Kepala Bidang Pembinaan Diksus Disdikbud Jawa Tengah), Prof. Dr. Siti Harnina Bintari, M.S (Guru Besar Bioteknologi UNNES Semarang), Simeon Sulistyo, S.Psi, M.Sc, M.Pd, CHt (Ketua Yayasan Pendidikan Surya Gerizim), dan Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si (Anggota Komisi XI DPRT RI). Penanggung jawab acara adalah Henry Melkianus Keilola (Pemimpin Umum INTERESTNEWS.OR.ID).
Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?
Narasumber pertama, Kustrisaptono mengatakan: “Mulai 16 Maret 2020 kita melaksanakan pembelajaran secara daring. Jadi ini sudah 1,5 tahun lebih. Dengan adanya pandemi ini, capaian pembelajaran siswa-siswi kita mengalami penurunan. Ini adalah realitasnya, tetapi kita tidak boleh menyerah. Dalam situasi pandemi yang mendunia ini, kita saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0. Sejalan dengan hal tersebut, teknologi daring ini menjadi sarana bagaimana kita memanfaatkannya dalam pembelajaran. Agar efektif dalam proses pembelajaran tersebut, maka kita perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusianya (SDM). Di akhir 2020 lalu, kita sudah melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hasilnya cukup baik dan sudah ada buku panduan untuk PTM tersebut. Pada Senin (13/9/2021), pihak sekolah sudah melaksanakan PTM dengan mematuhi protokol kesehatan.”

Selanjutnya, narasumber kedua, Siti Harnina Bintari menjelaskan: “Kita tetap memerlukan dan mempelajari teknologi daring, meskipun ada sisi kelemahannya ketimbang luring (Red: luar jaringan atau tatap muka). Jadi kita di sini harus pandai-pandai menyesuaikan teknologi daring mana yang paling tepat agar sistem pendidikan berjalan baik. Selain itu, kita juga harus kritis dalam menyikapi teknologi daring ini. Karena itu, kita perlu berpartisipasi, kolaboratif, dan ada proyek bersama.”

Narasumber ketiga, Simeon Sulistyo menyampaikan: “Kita berada pada situasi sulit dari berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Inilah yang menjadi beban kita bersama, bagaimana kita dapat mengatasinya? Seperti Pak Kustri sampaikan memang ada penurunan dalam pembelajaran naradidik kita. Bahkan cukup banyak para siswa kurang dapat menangkap pelajaran dari gurunya. Usul saya, mungkin kita perlu memberikan keterampilan dalam belajar dan bukan sekadar hapalan. Dalam istilah asingnya adalah learn-how-to-learn. Inilah yang kurang dalam Sistem Pendidikan kita.”

Terakhir narasumber keempat, Adrianus Asia Sidot berkata: “Pandemi Covid-19 menjungkirbalikkan semua tatanan dunia. Tidak ada satu negara pun yang luput dari pandemi ini. Dampaknya juga terimbas pada dunia pendidikan kita. Semua panik dan bingung. Karena itu, Komisi XI membentuk Panja PJJ dan mengundang para pakar mencari solusinya. Kita mencari formula yang pas bagaimana PJJ tersebut dapat berjalan efektif untuk membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kita sudah berusaha semampu kita dan inilah hasilnya.”

Pewarta: Boy Tonggor Siahaan