INTERESTNEWS, – Jakarta — Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan kembali melanjutkan upaya penanganan konflik Gajah Sumatera dengan melakukan audiensi di Gedung Manggala Wanabakti, Senin (17/11/2025).
Pertemuan ini menjadi kelanjutan dari dialog bersama BKSDA Sumatera Selatan yang berlangsung pada 21 Oktober lalu, sebagai bentuk keseriusan daerah menuntaskan persoalan yang selama ini mengusik warga.
Dalam pertemuan tersebut hadir Sekretaris Daerah OKU Selatan, H. M. Rahmattullah, S.STP., M.M., bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Hj. Meiliasari, S.Kep., Ners., M.M., serta jajaran BKSDA Sumatera Selatan. Turut mendampingi pula Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Penelaah Teknis Kebijakan Dinas LH. Mereka disambut langsung oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Ditjen KSDAE Kementerian Kehutanan RI.
Fokus pembahasan tetap bertumpu pada interaksi negatif antara kawanan Gajah Sumatera dan masyarakat di Kecamatan Buay Pemaca serta Buana Pemaca—kondisi yang selama ini menimbulkan keresahan dan kerugian bagi warga. Melihat kondisi lapangan yang semakin mendesak, Pemkab OKU Selatan bersama BKSDA Sumsel mengajukan percepatan translokasi lima individu gajah menuju kantong habitat baru di Suaka Margasatwa Gunung Raya.
Dalam audiensi tersebut, Pemkab menegaskan komitmen penuh untuk mendukung langkah percepatan tersebut dan meminta agar Kementerian Kehutanan menjadikan proses translokasi sebagai agenda prioritas. Pemerintah daerah berharap pemindahan satwa dapat direalisasikan pada Desember, sehingga masyarakat kembali merasa aman, sementara kelestarian Gajah Sumatera sebagai satwa dilindungi tetap terjaga.
Pemkab OKU Selatan juga menyoroti pentingnya kolaborasi kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BKSDA. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat penanganan konservasi serta mengurangi konflik manusia–satwa liar secara berkelanjutan di wilayah OKU Selatan. (Rony)
