Toleransi Antaragama Semakin Tinggi di Tengah Pendemi

INTERESTNEWS — Toleransi antaragama bangsa Indonesia semakin tinggi di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Dunia mengenal Indonesia memiliki ragam kultur dan agama. Dalam situasi pandemi ini, gedung gereja yang mengikuti aturan protokol kesehatan dan PPKM nyaris tidak ada aktivitas. Aktivitas rutin peribadatan dan pelayanan gerejawi otomatis tidak dapat berlangsung secara on site (interaksi langsung tatap muka).

Salah satu gereja di Kota Semarang, Gereja JKI Injil Kerajaan (Holy Stadium), menyiasati keadaan di atas dengan mengadakan kegiatan pelayanan masyarakat. Pelayanan tersebut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian, dan TNI menyelenggarakan Sentral Vaksinasi Terpadu dengan target 5.000–8.000 orang/hari. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (1/9/2021) di Gereja JKI Injil Kerajaan, Semarang, Jawa Tengah. Masyarakat dapat datang ke sana menerima vaksinasi dari pukul 08:00-14:00 WIB setiap hari selama vaksin masih ada.

Toleransi dan Vaksinasi

Vaksinasi tidak memandang latar belakang Anda dari mana, suku mana, agama apa, dan lain-lain.  Sebaliknya vaksinasi juga dapat menumbuhkan sikap toleransi, salah satunya toleransi antara umat beragama. Hal tersebut nyata ketika kita melihat pelayanan vaksinasi di atas. Tentu saja, banyak orang bukan Kristen belum pernah berkunjung ke gereja karena berbeda iman. Namun, ada hal yang berbeda kali ini. Pandemi mengubah hal tersebut, khususnya bagi warga Kota Semarang dan sekitarnya. Gereja selama ini tempat menyelenggarakan kebaktian/ibadah, tetapi karena pandemi, gereja menjadi tempat bagi semua orang tanpa memandang kultur atau agama.

Ada salah satu tokoh di Gereja JKI Injil Kerajaan bernama Pdt. Petrus Agung. Beliau telah tiada. Sebelumnya, almarhum hamba Tuihan ini menggembalakan jemaat di gereja ini. Almarhum Pdt Petrus Agung juga adalah hamba Tuhan yang melayani holistik lintas agama.

BACA JUGA:  Manusia Hidup Memiliki Keberadaan Khusus

Pelayanan holistik lintas agama ini mendorong Majelis Jemaat Gereja mengalihfungsikan gedung gereja yang “sepi” menjadi bermanfaat. Gereja bermanfaat bagi warga gereja dan warga masyarakat sekitarnya melalui pelayanan Sentral Vaksinasi Terpadu.

Mennonite Church turut berperan serta menyukseskan vaksinasi tersebut dengan mendonasi bantuan dana sebesar $10.000. Ketua Sinode JKI Pdt Adi Sutanto sebagai perwakilannya memberikan donasi tersebut. “Kiranya dapat menjadi berkat bagi bangsa Indonesia, khususnya Kota Semarang dan sekitarnya,” ujarnya.

“Kami sebagai gereja harus bisa melakukan sesuatu bagi masyarakat di tengah situasi sulit seperti ini,” ujar Timotius Tanutama. Timotius Tanutama adalah salah satu pendiri gereja JKI Injil Kerajaan Holy Stadium tersebut. “Setiap hari ribuan orang berkunjung ke gereja ini. Kami menerima dan mengasihi mereka. Kami mencoba untuk melayani setiap dari mereka dengan yang terbaik yang dapat kami berikan,” katanya lagi dengan penuh rasa syukur.

Gereja Menjadi Miracle Healing (Mujizat Pemulihan)

Beberapa bulan lalu, tidak jauh dari gedung Holy Stadium, ada gedung bernama Miracle Healing Centre (MHC). Selama pandemi, gedung ini berfungsi menjadi Shelter Rumah Sakit darurat, sebagai tempat karantina bagi pasien terpapar Covid-19 dengan kapasitas 100 kasur. Tempat ini berubah menjadi tempat isolasi dan dalam waktu 4 hari saja sudah menampung sekitar 600 pasien dari sejak Juni hingga saat ini.

Sekitar 100 relawan melayani di lobi utama dan beberapa ruangan di Holy Stadium. Mereka mengatur antrian masuk dan keluar, entri data pribadi, mengecek suhu dan tensi, dan menvalidasi kode nomor vaksin. Para relawan ini juga membantu sekitar 50 petugas medis yang melakukan vaksinasi.

Pemerintah Indonesia menjadikan vaksinasi sebagai syarat utama untuk berkunjung ke ruang publik maupun sebagai syarat bekerja. Karena itu, para pemilik usaha meminta para karyawannya untuk segera melakukan vaksinasi. Pemerintah dan Holy Stadium menggunakan sosial media sebagai alat komunikasi program vaksinasi ini. “Masyarakat senang menerima vaksin ini di Holy Stadium,” jelas Timotius Tanutama. “Karena pelayanan kita cepat, rapi, dan para relawannya ramah,” jelasnya lagi dengan senyum bangga.

BACA JUGA:  Pendeta Paulus Kariso Rumambi Terpilih Lagi Menjadi Ketum MS GPIB Periode 2020 - 2025

Menurut Budiman Prajasantosa sebagai koordinator vaksinasi, para relawan sempat berkecil hati karena program ini sempat berhenti beberapa hari. Ini karena stok vaksin kosong dan mereka harus menunggu kiriman vaksin datang kembali. Dinas Kesehatan dari Pemerintah Daerah menyediakan 50 petugas medis. Sementara, mayoritas relawan lainnya adalah mahasiswa, di mana kampus mereka secara daring selama periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Beberapa relawan adalah jemaat gereja bahkan juga ada relawan yang non-Kristen. Para Relawan menerima berkat kasih, juga mendapat makan siang dan snack. Pengelola dapur umum menyediakan makanan tersebut. Nanti, dapur umum ini juga akan melayani para peserta Temu Raya di tahun 2022. Tahun 2022 bulan Juli, gereja ini juga akan menjadi tempat diselenggarakannya Sidang Raya Mennonite (MWC).

Mari Sukseskan Program Vaksinasi Covid-19

“Program vaksinasi ini menjadikan gereja bisa membantu masyarakat dan untuk membagikan kasih Tuhan kepada mereka. Rencana Tuhan membalikkan keadaan menjadi pelayanan,” kata Lydia Adi, koordinator internasional Sinode JKI. “Pintu sudah terbuka bagi gereja. Sebelumnya gereja tidak pernah melakukan hal ini, sehingga kami dapat melayani masyarakat secara holistik,” lanjutnya.

Gembala JKI Injil Kerajaan Ps. Tina Astaris dan pemimpin gereja lainnya juga memberikan motivasi dan dukungan doa kepada para relawan. Program vaksinasi ini telah memberikan kesempatan untuk upaya perdamaian.

Ketika seorang pemimpin Muslim yang awalnya menentang program vaksinasi, akhirnya menyadari bahwa vaksinasi untuk kebaikan bersama. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah mengungkapkan hal ini dalam acara webinar beberapa waktu lalu. “Masa pendemi sekarang ini kita bersyukur masyarakat sudah sangat menyadari kebersamaan dan kepedulian, tidak lagi mempersoalkan agama dan lain sebagainya. Sebaliknya, semua bekerjasama saling peduli agar dapat mengatasi masa sulit yang menimpa bangsa kita,” ungkap Gubernur.

BACA JUGA:  Unconditional Love (Kasih Tanpa Syarat)

“Masih banyak orang baik,” ujarnya dengan khasnya yang lugas dan ciri khasnya kharismatik. “Melihat tawa dan wajah bapak gubernur kita saja rasanya adem,” ujar seorang ibu kala mengikuti suatu acara webinar tersebut. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah juga menyampaikan kepada Interestnews. “Peran pemerintah melindungi semua masyarakat. Jadi jangan takut untuk divaksin,” ujarnya serius dan dengan nada harap. Ia membawa jemaatnya untuk vaksinasi di tempat ini.

Holy Stadium menyediakan makan siang spesial untuk menunjukkan toleransi dan kasih antarumat beragama. Hanya Tuhan yang bisa membalikkan bencana menjadi sebuah pelayanan bersama secara lintas iman.

Pewarta: Sarah Yetty
Editor: Boy Tonggor Siahaan

Mari Bagikan

2 thoughts on “Toleransi Antaragama Semakin Tinggi di Tengah Pendemi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *