INTERESTNEWS — Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii Maarif merupakan seorang ulama moderat dan sekaligus seorang sejarawan. Buya Syafii lahir di tanah Minangkabau. Ia mengawali karirnya menjadi seorang guru di sekolah Muhammadiyah di Lombok pada 1957. Kabarnya, ia juga merupakan seorang Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, pada periode 1964-1969.
Selanjutnya kariernya sebagai dosen, Buya Syafii mengajar sejarah Asia Tenggara hingga filsafat sejarah di IKIP Yogyakarta. Ia mengabdi selama kurang lebih 27 tahun lamanya.
Buya Syafii meraih gelar doktornya dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Tengah di Universitas Chicago, AS. Ia menulis disertasinya berjudul “Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.”
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, ia mulai berkarir dan aktif menjelajah organisasi keagamaan. Salah satu organisasi keagamaan tersebut, ia masuk Muhammadiyah pada 1995 dan menjabat sebagai Wakil Ketua PP Muhammadiyah.
Di Muhammadiyah, Buya Syafii mampu mencapai puncak kepemimpinan setelah ia berhasil menduduki kursi sebagai Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998-2000.
Selama kiprahnya di puncak organisasi ini, Buya Syafii berhasil membawa Muhammadiyah ke arah yang lebih baik.
Keberhasilannya tersebut membuat para peserta muktamar Muhammadiyah kembali menjadikan Buya Syafii menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, pada periode 2000-2005.
Di akhir masa jabatannya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia mendirikan Maarif Institute sebagai wadah baginya aktif dalam komunitas keagamaan dan juga lintas iman.
Di kalangan penganut agama dan kepercayaan lain, Buya Syafii adalah tokoh lintas agama dan lintas iman yang setara dengan Gus Dur. Banyak orang menyeganinya, baik sebagai kawan maupun lawan.
Pada kasus penistaan agama yang menimpa Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Buya Syafii Maarif membela Ahok.
Namun demikian, Prof Dr KH Ahmad Syafii Maarif telah kembali menghadap Penciptanya. Ia meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022). Selamat beristirahat dalam damai Buya.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan