INTERESTNEWS — Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mendorong Barata Indonesia untuk meningkatkan local content (komponen lokal) dalam proyek strategis nasional pemerintah. Ia mengatakan hal tersebut dalam kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke kantor pusat PT Barata Indonesia (Persero), Selasa (12/10/2021).
Indonesia sudah memiliki industri manufaktur berkualitas dan berproduktivitas tinggi. Salah satunya adalah PT Barata Indonesia (Persero). Komisi VII mendukung Barata Indonesia dalam perannya sebagai BUMN Manufaktur untuk meningkatkan local content dari segi apapun, baik itu raw material produk, supply chain, maupun SDM-nya.
Kunjungan kerja tersebut sebagai komitmen Komisi VII dalam mendukung penuh peningkatan komponen dalam negeri dalam proyek strategis nasional. Tentu hal ini untuk mendorong negara kita berupaya melakukan substitusi produk impor dan membangun kemandirian industri dalam negeri.
Dalam upaya tersebut, Barata Indonesia sebagai perusahaan industri nasional adalah salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Sebagai perusahaan industri nasional, perusahaan ini sudah sewajarnya mengambil peran yang sentral dalam proyek pembangunan tanah air.
Saat ini industri manufaktur kita masih mengimpor komponen dari luar negeri. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kita sangat minim. “Ini cukup memprihatinkan bagi industri manufaktur tanah air yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang tidak kalah bersaing dengan produk buatan luar negeri,” tandas Ridwan Hisjam.
“Kami mencontohkan produk Barata Indonesia yakni Bogie dan Komponen Turbin yang telah terbukti mampu menembus pasar global dengan kualitas produk yang bahkan telah disertifikasi oleh lembaga internasional,” tuturnya.
Sesungguhnya, jika pemerintah mampu mengoptimalkan TKDN, maka ini dapat memacu produktivitas dan daya saing industri nasional di tengah kondisi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Karena itu, Komis VII akan mengajak Barata Indonesia beraudiensi melalui forum rapat dengar pendapat (RDP). “Kita berharap hal ini dapat memberikan dukungan dari segi regulasi terhadap peningkatan TKDN bagi kemajuan industri manufaktur di Indonesia,” ujarnya.
Jadi semuanya itu tergantung keberpihakan pemerintah terhadap industri ini. Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian kita. Jadi Barata Indonesia bisa menjadi pioner kembali bagi penyediaaan sarana-prasarana pembangunan nasional dan industri manufaktur nasional.
Respons Barata Indonesia
Dalam menanggapi pernyataan dari Komisi VII, Direktur Pemasaran Sulistyo Handoko mengapresiasi kunjungan dan dukungan dari Komisi VII DRP RI. “Kami berharap pertemuan ini dapat memberikan kebaikan bagi kebangkitan industri manufaktur tanah air,” ucapnya.
Sulistyo menjelaskan bahwa keberpihakan pemerintah dari regulasi dan kebijakan menjadi hal yang krusial bagi kemajuan industri manufaktur saat ini. Pasalnya sektor industri ini akan banyak menyerap tenaga kerja siap pakai, mampu mengundang investor, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Komisi VII DPR RI itu sendiri adalah komisi yang membidangi Energi, Sumber Daya Mineral, Batubara, Riset, Inovasi dan Perindustrian.