Sinergisitas Sains dalam Krisis Pandemi Covid-19

INTERESTNEWS — Sebuah konferensi internasional bidang hukum, ilmu sosial, ekonomi, dan pendidikan mengusung tema: Sinergisitas Sains dalam Krisis Pandemi Covid-19. Acara tersebut berlangsung secara daring (online) pada Sabtu (16/4/2022). Acara ini pertama kali terselenggara pada 2021. Tahun ini merupakan perhelatan yang kedua.

Penyelenggaranya adalah Nusantara Training and Research yang berkolaborasi dengan Universitas Borobudur Jakarta dan Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Semarang. Perhelatan konferensi internasional ini mengundang para pembicara yang pakar di bidangnya, baik dari sisi Hukum, Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan.

Pertama-tama, Opening Speech dari perwakilan penyelenggara membuka acara ini. Meida Rachmawati, MM., MH. sebagai direktur mewakili Nusantara Training and Research. Prof. Dr. Faisal Santiago mewakili Universitas Borobudur, dan Prof. Dr. Edy Lisdiyono mewakili Universitas Tujuh Belas Agustus 1945. Dari opening speech ketiga perwakilan tersebut, mereka sepakat bahwa di masa kini bukan saatnya berkompetisi, tetapi saatnya berkolaborasi dan bersinergi. Tentu saja, ini semua untuk membangun manusia seutuhnya.

Acara yang mengusung tema Scientific synergy in handling the crisis due to the covid-19 pandemic menghadirkan sembilan pembicara. Adapun pembicara-pembicara tersebut, yaitu: Dr. Wawan Hari Purwanto, S.H., M.H. yang berasal dari Badan Intelegent Negara (BIN), Dr. Herie Saksono, M.Si. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Titik Khawa dari ASIA e-University, Asst. Prof. Wahyu Caesarendra., Ph.D., dari Universitas Brunei Darusalam., Dr. Eko Prasetyanto P. Putra, S.Si., M.H., yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri, Dr. Hendra Eka Putra dari Kementerian Hukum dan HAM, Dr. Evita Isretno Israhadi, S.H., M.H., mewakili Universitas Borobudur Jakarta, Dr. Ida G. Tudy dari MAED Cor Jesu College Filipina dan Major (Pilot) Irwanda Syafriadi yang berasal dari TNI Angkatan Udara.

BACA JUGA:  Jembatan Merah Youtefa Papua, 70 Menit Saja

Sinergisitas Sains Saling Berkolaborasi

Selanjutnya, kesembilan narasumber tersebut memberikan pemaparan dari kepakarannya masing-masing. Benang merah dari paparan sembilan pemateri tersebut memberikan arahan bahwa dampak krisis Covid-19 mengajarkan bahwa sinergi menjadi kunci dalam mengatasi krisis tersebut.

Jadi, di dalam dunia akademik pada masa pandemi ini, kita mendapatkan kemudahan dan kebebasan di ranah maya (virtual). Oleh sebab itu, kita perlu mengembangkan bentuk berkolaborasi, berjejaring, dan bersinergi secara lebih luas. Jejaring dan kolaborasi yang lebih luas memberikan kesempatan untuk dapat berkontribusi nyata bagi pengembangan dunia keilmuan. Kolaborasi yang telah terbentuk memberikan kesempatan untuk bersinergi dalam mendiseminasikan hasil karya bersama. Ini semua untuk kemajuan dunia keilmuan dan kemaslahatan umat manusia. Tentu saja, ini juga berdampak pada kemajuan sumber daya manusia di Indonesia dan di dunia pada umumnya.

Sementara itu, ada 165 peserta mengikuti seminasi yang berasal dari para akademisi, praktisi, dan birokrat yang menuangkan ilmunya di mimbar akademis ini. Kemudian, pemikiran yang kritis, konstruktif dan relevan, dapat menghasilkan kolaborasi dan kita mengimplementasikan dalam kehidupan masyarakat luas. Para akademisi dan peneliti dari beragam keilmuan dan dari lintas negara tersebut dapat mendesiminasikan hasil riset dan keilmuannya di dalam forum tersebut, sehingga menghasilkan pengembangan keilmuan secara global.

Pewarta: Fibry Jati Nugroho

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *