INTERESTNEWS — Pembentukan tanah memerlukan waktu ribuan tahun. Namun sayangnya, tanah dapat rusak dalam waktu sekejap apabila tercemar. Pencemaran ini menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan dan mengganggu hidup manusia. Hal tersebut kami kutip dari Modul Pencemaran Tanah oleh Desak Putu Wahyuni.
Apa itu pencemaran tanah? Pencemaran tanah adalah kondisi tanah yang telah menyerap bahan kimia buatan manusia, sehingga mengubah lingkungan (ekosistem) tanah yang alami. Penyebab pencemaran ini antara lain masuknya berbagai jenis limbah, seperti limbah domestik, industri, dan pertanian (penyemprotan bahan kimia/pestisida, dll).
Selanjutnya, setelah kita memahami hal pencemaran tersebut, kita juga perlu memahami apa dampak buruknya dan bagaimana menanggulanginya.
Tulisan dari Wiwik Sulistyorini, berjudul: Sampah dan Pencemaran, dapat menolong kita memahami dampak buruk dari pencemaran tersebut dan upaya penanggulangannya.
Dampak Buruk
Sedikitnya ada tiga dampak buruk dari pencemaran tanah. Ketiga dampak buruk ini berpengaruh antara lain pada:
1. Kesehatan
Tanah yang sudah tercemar akibat masuknya limbah kimia dan beracun ke dalam tanah dapat merusak tubuh seperti kerusakan otak, hati, dan ginjal. Sebagai contoh, timbal dapat menyebabkan kerusakan otak dan ginjal. Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Klorin dapat merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
2. Lingkungan atau ekosistem
Selain kesehatan manusia yang terganggu, dampak buruknya berpengaruh juga pada lingkungan atau ekosistem. Contoh, perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
3. Pertanian
Pada pertanian terutama terjadi perubahan metabolisme tanaman yang menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman, yang nantinya tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Upaya Penanggulangan
Limbah yang menjadi sumber pencemaran tanah sangat beragam bentuknya, sehingga banyak cara dalam mengatasinya. Kita dapat mengolah limbah domestik berupa sampah organik seperti, daun-daun dan sisa makanan menjadi bermafaat. Sampah organik dan kotoran ternak dapat menjadi kompos, daun kering menjadi briket, pakan ternak, biopori, atau kita timbun dalam tanah.
Sementara itu, limbah domestik berupa sampah anorganik seperti plastik dan botol dapat didaur ulang (recycle) menjadi hiasan. Tas plastik dan kaleng bekas dapat digunakan kembali (reuse) juga dapat mengurangi penggunaan bahan anorganik (reduce). Untuk limbah industri perlu pengolahan limbah tersendiri sebelum dibuang ke tanah, sungai, dan laut.
Terakhir, pengelolaan limbah pertanian, caranya dengan mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida. Pupuk kompos menggantikan pupuk sintetik.
Namun, apabila pencemar masuk ke dalam tanah dan tidak dapat dipisahkan, maka cara penanganannya dengan pembersihan tanah dengan teknik berikut:
Remediasi, adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Bioremediasi, adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi memiliki tujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. (IN)