INTERESTNEWS, – SALATIGA – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, bersama Inspektur Utama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. Ucok Abdulrauf Damenta, Mag.rer.publ., CGCAE, melakukan kunjungan kerja ke Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (25/11/2025).
Kunker ini bertujuan memastikan efektivitas pelaksanaan program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) 3B, yang menyasar Bumil, Busui, dan Balita.
Rombongan turut didampingi Brigjen Pol. Hery Wiyanto, S.H, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, serta Rezha Pranatama, SE., MM., M.Sc., Kepala Subdirektorat Pengendalian Penduduk dan KB, SUPD IV Kemendagri.
Setibanya di Salatiga, rombongan disambut Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp. OG., didampingi Wakil Wali Kota Nina Agustin, Ketua TP PKK, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala DP3AP2KB, dan Camat Argomulyo.
Wamendukbangga mengawali kunjungan dengan meninjau Sentra Pelayanan Pemberian Gizi (SPPG) Tegalrejo.
“Kami telah memantau alur pelayanan SPPG Tegalrejo, yang sudah berjalan sangat baik. Menu makanan juga telah disusun dengan memperhatikan kebutuhan anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa program MBG merupakan langkah strategis untuk mencegah stunting sejak dini melalui pemenuhan gizi.
“Program MBG Presiden Prabowo Subianto ini menjadi upaya memastikan peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Isyana.
Kunjungan dilanjutkan dengan kegiatan Santap Makan Bergizi Gratis bersama anak-anak posyandu, serta penyerahan paket MBG 3B secara langsung kepada keluarga penerima manfaat.
Isyana menyampaikan bahwa Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga terus memperkuat koordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) serta pemerintah daerah.
“Kami memastikan SOP berjalan dengan baik sehingga makanan yang diterima benar-benar bergizi dan berkualitas. Kami juga terus mendorong SPPG untuk mengalokasikan 10% porsinya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” ujarnya.
Wali Kota menyambut baik arahan pemerintah pusat.
“Setiap SPPG wajib mengalokasikan 10% untuk MBG 3B. Ini akan kami dorong agar segera terpenuhi,” kata Robby.
Robby menekankan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara multisektor.
“Stunting tidak hanya disebabkan kurang gizi. Faktor pola asuh, kondisi rumah yang tidak layak, dan sanitasi juga sangat berpengaruh. Pemkot Salatiga memiliki program Salatiga Sakti (Sanitasi Aman Integrasi Inklusif) yang terus berjalan,” jelasnya.
Pemkot Salatiga berkomitmen untuk mempercepat implementasi MBG 3B sambil menyesuaikan dengan kapasitas masing-masing SPPG demi memastikan pelaksanaannya optimal.(*)
