Ketua MPR RI Bamsoet Puji Misi Perdamaian Jokowi

INTERESTNEWS — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memuji misi perdamaian Jokowi dengan berkunjung langsung ke Ukraina dan Rusia. Usai pulih melawan sakit batu empedu beberapa hari lalu.

Menurut Ketua MPR RI, dunia harus segera mengakhiri eskalasi ketidakpastian global. Hal itu sebelum rangkaian eksesnya memperluas bencana kemanusiaan akibat terganggunya rantai pasok bahan pangan dan mahalnya harga energi.

Politikus Partai Golkar tersebut menganggap, Indonesia melalui Presiden Jokowi, telah mengambil inisiatif untuk upaya mengakhiri ketidakpastian tersebut.

“Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pemimpin Rusia dan pemimpin Ukraina menandai inisiatif tersebut, plus pertemuan dengan para pemimpin negara-negara anggota G-7,” jelas Bamsoet.

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo serta rombongan tak terbatas berkunjung ke Ukraina dan Rusia pada pekan ini yang merupakan rangkaian Kunker.

Kunjungan kenegaraan Presiden mendapat apresiasi dari banyak pihak baik nasional maupun internasional karena membawa misi perdamaian bagi Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, ikut menyoroti aksi Jokowi itu (sumber: Warta Ekonomi).

Burhanuddin menyebutkan kedatangan Jokowi ke Rusia dan Ukraina berhasil mencatatkan sejarah penting karena Rusia dan Ukraina menerima secara terbuka walaupun saat ini sedang berperang.

Ia menambahkan, Jokowi mampu menoreh sejarah selama menjalani misi perdamaian tersebut, yakni menjadi satu-satunya yang membawa Ibu Negara. Dia menyebut, tidak ada pemimpin negara yang bisa masuk ke Ukraina dengan membawa Ibu Negara, termasuk turut memberikan sumbangan kemanusiaan.

“(Perdana Menteri Inggris) Boris Johnson saja masuk ke Ukraina secara diam-diam dan tidak membawa keluarga,” kata Burhanuddin.

Dalam pandangan Burhanuddin, ada yang membedakan Jokowi dengan kepala negara lain dalam kunjungannya ke negara konflik. Dia menyebut, Jokowi datang dengan membawa motif kemanusiaan.

BACA JUGA:  TBM MRT Fase 2A Sudah Siap Melayani Warga Jakarta

“Kalau tidak ada yang mendamaikan, dunia terancam krisis pangan serius. Ini karena Ukraina itu produsen gandum, sementara Rusia pupuk,” jelas Burhanuddin. (IN)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *