INTERESTNEWS — Generasi milenial rentan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah melalui Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik (KesbangPol) Provinsi Jawa Tengah, menggelar rangkaian kegiatan sebulan penuh.
Rangkaian kegiatan dalam rangka kelahiran Pancasila sebulan penuh untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia dapat memaknai dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.
Puncak acara Sarasehan Kebangsaan Kesbangpol pada 30 Juni 2022 bertempat di Taman Budaya Soetedja Jl. Pancurawis, Karanganyar, Kec. Purwokerto Selatan, Banyumas. Sarasehan menghadirkan Gubernur Jawa Tengah, Bupati Banyumas, Bupati Tegal, Habib Husein Ja’far Al Hadar, Harjanto Kusuma Halim (CEO PT Marimas Putera Kencana).(22/6/22)
Dalam kegiatan tersebut ada dialog pemuda yang menghadirkan Gus Sholahudin ‘Aly (Ketua PW Ansor Jawa Tengah), M Zulkifli (Ketua Perantara Jawa tengah), Alfan Maulana (Presiden BEM Unsoed) dan Giovanny Helmi (Komisaris Warga Muda).
Selain diskusi, ada juga acara Festival Mustikarasa, Festival Kopi, Pameran Buku Bung Karno serta penampilan dari grup band Sekar Budi Luhur dan tari dari berbagai daerah.
Generasi Milenial Rentan Melupakan Nilai-Nilai Pancasila
Dalam kegiatan sarasehan kebangsaan ini mengundang berbagai elemen masyarakat lintas generasi, lintas etnis, lintas agama dan banyak mengundang komunitas anak muda dengan harapan bulan Pancasila benar-benar memberikan pesan mendalam kepada para generasi muda.
Pancasila harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Penerapannya tidak boleh konservatif. Agar semua orang menjadi Pancasilais dalam tindakannya sehari-hari. Di berbagai kesempatan kita harus menghidupkan nilai Pancasila dalam pola tindak dan pola laku.
Membumikan Pancasila kepada mereka tidak sulit. Bahasanya harus sesuai dengan frekuensi mereka. Generasi milenial dan centennials atau generasi Z tumbuh dan hidup dalam perkembangan dunia digital. Maka cara mengajarkan nilai Pancasila pada mereka pun harus sesuai.
Tiap hari mereka sudah bergelut dengan dunia digital dan gadget, mustinya ada diksi ada media yang coba kita masukan dengan cara kekinian.
Metode pengajaran dan pola penerapan Pancasila hari ini tidak boleh konservatif. Pendekatan ini kita lakukan agar generasi muda berani memunculkan kreativitas mereka. Desain yang muncul adalah bagian dari dinamika penerapan nilai Pancasila.
Generasi muda hari ini sangat luar biasa. Hobi dan cita-cita generasi anak muda saat ini keren-keren. Mereka memiliki cita-cita yang bahkan dulu tidak pernah bisa dibayangkan oleh generasi sebelumnya. Sekarang, hobi makan, jalan-jalan, ngegame, bahkan hobi ngomong saja bisa menghasilkan uang.
Kebanggaan Generasi Kita Keunggulan Karakter
Ada juga yang semula hobi sekarang jadi pecinta mati, seperti para pecinta K-Pop dan drama Korea. Banyak anak muda yang dianggap tidak punya pekerjaan namun bisa beli kendaraan hingga liburan ke luar negeri. Anak muda seperti itu bahkan oleh tetangganya sering dituduh memelihara tuyul oleh orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman.
Hari ini uang tidak lagi didapat dengan bekerja ke kantor. Banyak anak yang jago desain, jago ngedit video, penulis konten. Ada juga content creator, selebgram, gamers, influencer, mungkin YouTuber atau trader yang gajinya tidak lagi rupiah, bahkan dollar. Itu adalah ruang-ruang penghasil banyak yang tidak pernah terpikirkan oleh generasi Kita.
Haerudin, Kepala Badan Kesbangpol provinsi Jawa tengah berpesan: “Anak-anak harus kita berikan ruang yang cukup untuk berkembang. Kita harus bisa membangkitkan mimpi generasi kita. Harapan dan kebanggaan generasi kita pada keunggulan karakter dan jadi diri bangsa sendiri harus ditumbuhkan.”
Boleh jadi, karakter di game bisa menjadi salah satu pendekatan kekinian dalam membumikan Pancasila bagi generasi mendatang.
“Kalau hari ini main mobile legenda, harusnya kita juga mendorong ada game yang dibuat oleh anak muda Indonesia dengan karakter Indonesia.”
Generasi muda juga harus kita arahkan untuk berani aktif menyebarkan narasi-narasi damai dan toleran, serta kontra narasi melawan propaganda ekstrimisme, radikalisme dan terorisme, baik melalui media online maupun medsos. Langkah ini kita lakukan untuk memberikan narasi pembanding untuk melawan propaganda radikalisme. Ke depan kita akan sinergi untuk terus kampanye positif dan tidak memojokkan, lanjutnya lagi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak seluruh pemimpin bangsa terutama para pejabat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, para pemimpin partai politik, para pemimpin dan tokoh-tokoh ormas dan para pemimpin lainnya untuk jadi teladan. Jadi contoh dalam aktualiasasi nilai-nilai Pancasila. Mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia Maju, mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. (in)