INTERESTNEWS — Kita patut berterima kasih kepada Presiden pertama kita, Bung Karno. Pada 1948, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Jakarta. Karena itu, kita perlu mewariskan sejarah Hari Kebangkitan Nasional kepada generasi muda Indonesia, Jumat (20/5/2022).
Bung Karno menetapkan Harkitnas ini karena menganggap lahirnya Budi Utomo tersebut sebagai awal bangkitnya nasionalisme dan gerakan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan.
Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia adalah periode pada paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (kini Indonesia). Ketika itu, rakyat Indonesia mulai tumbuh rasa kesadaran nasional sebagai “orang Indonesia”. Ada dua peristiwa penting pada masa itu, yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Untuk mengejar keuntungan ekonomi dan menguasai administrasi wilayah, Belanda menerapkan sistem pemerintahan kolonial pada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki kesamaan identitas politik. Pada awal abad ke-20, Belanda menetapkan batas-batas teritorial di Hindia Belanda, yang menjadi cikal bakal Indonesia modern.
Pada paruh pertama abad ke-20, muncul sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru. Melalui kebijakan Politik Etis, Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Perubahan yang mendalam pada orang-orang Indonesia ini yang menjadi slogan “Kebangkitan Nasional Indonesia”. Peristiwa ini bersamaan dengan peningkatan aktivitas politik hingga mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei setiap tahunnya sebenarnya merupakan hari lahirnya organisasi Boedi Utomo. Kebangkitan Nasional yang merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional dengan berdirinya Boedi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. (IN)