Big George Menuju Tinju Profesional
George yang beringas dengan prestasi tersebut berhasil masuk ke jalur tinju profesional.
“Kemarahan dan kebencian membuat saya bagaikan binatang buas menghancurkan siapa saja melawan. Lawan saya kebanyakan KO sebelum ronde ketiga,” ujarnya lantang.
Kerja keras tak membohongi hasil. George berhasil mendapatkan rekor 32 kali menang tanpa pernah kalah. Ini membuatnya dengan cepat meroket menjadi penantang bagi Joe Frazier. Saat itu, Joe Frazier bagaikan “dewa tinju”, tidak seorang pun saat itu terpikir bahwa dia bisa kalah.
“Saya ingat, saat bel tanda ronde pertama mulai. Masih jelas terngiang di telinga saya bagaimana Joe dengan cepat datang dengan nafsu membunuhnya. Namun hal itu tidak membuat saya takut. Saya membalas setiap pukulannya dengan sekuat tenaga, sehingga dia pun bertekuk lutut, ‘KO’. Itu adalah peristiwa paling membahagiakan dalam karier bertinju saya,” ujarnya bangga.
Tahun 1974, di Zaire (Afrika), ia bertarung dengan Muhammad Ali dengan julukan “Rumble in the Jungle.”
“Ali mengetahui kemarahan adalah kunci kelemahan saya. Ali pun memanfaatkan hal tersebut dengan terus membuat pernyataan yang merendahkan saya di berbagai media. Hal itu membuat saya gelisah dan murka, ingin segera rasanya menghajarnya di atas ring. Kepercayaan diri saya saat itu terlalu besar karena saya baru saja menghajar ‘KO’ Ken Norton. Norton menghajar Ali dengan ‘KO’ dalam 2 ronde,” katanya.
George sangat yakin dalam dirinya dapat mengalahkan Muhammad Ali. Alhasil pada saat pertandingan tersebut, ia terus memukulnya dengan sekuat tenaga dan ingin mengakhiri Ali secepat mungkin. Namun, Ali telah memahami titik kelemahan George dan Ali terus bertahan dan tidak bergeming.
George kehabisan tenaga dan pada ronde ke–8 memukul Ali tepat di bagian lambungnya, tentu saja dengan pukulan yang sudah melemah.
Ali bertanya: “Hanya itu yang kau miliki George?” Sang petarung itu pun terkapar KO.