Desa Wisata Conto, Geliat Alam Memukau

INTERESTNEWS — Desa Wisata Conto merupakan desa wisata baru yang terus menggeliat dan memukau dengan keindahan alam, edukasi dan budaya. Desa ini tepatnya berada di lokasi Dusun Nglarangan, Conto, Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Mari kita menyelusuri desa ini bersama interestnews, Selasa (12/4/2022).

Jika dari Semarang atau Salatiga akses tol lebih singkat. Anda keluar di pintu tol kota Surakarta. Tiga jam perjalanan menuju lokasi desa wisata. Pengunjung dapat datang rombongan dengan bus besar cukup sampai di kecamatan akan dijemput untuk masuk ke lokasi. Jalan kurang melebar untuk bus besar. Mobil medium masih bisa masuk. Jalanan sudah cukup bagus dan mulus.

Memasuki desa wisata dari kecamatan, jalanannya berliku dan bebukitan namun tidak curam. Cukup nyaman sepanjang perjalanan. Pemandangan alam yang asri dan bebukitan gunung dan alam desa yang menyegarkan mata. Anda dapat bertemu dengan tim pengelola desa wisata, atau langsung dengan Ketua Pokdarwis Desa Conto, Asep Indrianto akan menyambut Anda dengan ramah.

Desa Wisata Conto
Kegiatan – kegiatan outbond yang penuh inovasi yang memikat untuk kembali datang. Akan selalu ada hal-hal baru

“Desa Conto merupakan desa wisata baru yang menawarkan berbagai wisata edukasi alam dan budaya. Wisatawan dapat menikmati berbagai keindahan alam yang memukau dan menikmati pertunjukkan budaya yang unik. Kegiatan paintball, Padepokan Soko Langit, kegiatan outbound Desa Conto. Air terjun Kresek, Goa Resi, Mata air Kresek, Bukit Gendol, kegiatan tracking dan perkemahan Bukit Gendol. Kami menawarkan paket-paket wisata yang menarik mulai dari 100K – 1.200K. Untuk 1.200K ini sudah all in dengan menginap 3-4 malam dan makan. Selain itu, pengunjung dapat berinteraksi sendiri dengan masyarakat,” terang Asep dengan semangat.

“Ada paket 100 ribu dengan 2 objek wisata, kolam renang dan outbond + makan. Bagi pengunjung yang menginap dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan masyarakat seperti proses berkebun, mengikuti proses pembuatan kopi bubuk atau ikut memasak masakan tradisional. Namun untuk yang reguler tiket masuk hanya 10-15K,” jelasnya lagi menambahkan.

Desa Wisata Conto
Bagi pengunjung yang menginap dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan masyarakat seperti proses berkebun, mengikuti proses pembuatan kopi bubuk

Kuliner Khas

Pengunjung yang gemar icip-icip kuliner tentu akan terpuaskan dengan pasar kuliner tradisional yang beragam. Termasuk khas kuliner yang terkenal dengan ayam Jawa panggang dengan bumbu unik yang hanya ada di desa ini. Proses pemanggangan tidak langsung bara api, tetapi memakai medium grabah. Sensasi rasanya sangat unik dan sedap. Aromanya pun semerbak.

BACA JUGA:  Desa Wisata Ngrombo, Produksi Gitar Terbaik

“Kami selalu berinovasi. Jika pengunjung datang dan kegiatannya itu-itu saja, pengunjung bosan, pasti tidak datang lagi. Jadi, kami selalu ada yang baru. Yang pastinya seru dan akan membuat pengunjung pasti datang lagi. Jangan puas sekali datang karena kami selalu ada kejutan baru yang lebih seru. Kami terus membuat inovasi baru bagi yang sudah pernah berkunjung. Itulah andalan kami agar tidak bosan,” ujar Asep tegas.

Wisatawan yang datang berkelompok memilih paket all in, dapat menikmati seluruh aktifitas wisata yang tersedia sambil dikelilingi alamnya yang sejuk dan indah

Sementara itu, Kepala Desa Conto, Rudi Cahyono S.Pd, mengatakan sangat optimis dengan kemajuan desanya dengan melihat latar belakang pembentukan Desa Conto menjadi Desa Wisata. Desa ini memiliki potensi baik dari segi alam maupun budayanya yang sayang jika tidak dikembangkan. Karena itulah, pada 2017 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang menjadi bagian dari Sub Divisi Bumdes Desa Conto terbentuk. Pokdarwis ini bertugas mengembangkan pariwisata di Desa Conto karena kegiatan pariwisata secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat. Harapannya, hal ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Bahkan konon katanya pariwisata mempunyai energi pemicu yang luar biasa yang dapat membuat masyarakat mengalami metamorfosa dalam berbagai aspeknya.

“Saat ini, pengunjung sudah mulai ramai. Bahkan karena kekurangan tempat parkir. Kami sempat menolak pengunjung. Dengan adanya Desa Wisata Conto ini, ekonomi masyarakat sudah membaik. Minat pengunjung cukup luar biasa dan sempat di luar dugaan kami. Kami sempat menolak pengunjung. Yang bisa masuk sekitar 4.000 pengunjung, tetapi yang datang lebih. Tidak ada tempat, sehingga dengan menyesal kami menolak sebagian pengunjung karena tidak tersedia lahan parkir. Penuh!” ujar Rudi yang akrab dengan nama Polo ini dengan optimis.

Mayoritas Warga Pernikahan Dini Milenial

Sementara itu, Panggah Kepala Devisi Dinas Parawisata Wonogiri mengatakan Desa Conto memiliki khas warganya yang menikah dini. Artinya, keluarga-keluarga di desa ini merupakan keluarga milenial yang memiliki krativitas tinggi yang terlibat dalam pengembangan desa wisata.

Memiliki khas warganya yang menikah dini. Artinya, keluarga-keluarga di desa ini merupakan keluarga milenial, melibatkan diri dengan pemikiran yang kreatif.

“Kami berupaya merangkul keluarga-keluarga muda agar tidak keluar dari desa ini. Mereka memiliki pikiran yang kreatif hingga Desa Conto yang masih baru namun berhasil mendapatkan predikat terbaik. Itu sungguh membanggakan,” ujarnya dengan bangga.

BACA JUGA:  Ibadah Dharma Santi dan Simakrama, Daya Tarik Desa Wisata

7 Milyar Investor Lokal untuk Desa Conto

Ini semua bisa karena kinerja dari Tim pengelola bersama warga desa yang bergotong-royong dan bahu-membahu ikut berpartisipasi dalam mengembangkan desa wisata. Hal ini menarik minat investor dari kelahiran Desa Conto yang bermukim dan telah menjadi pengusaha sukses di Jakarta.

“Melihat apa yang kami lakukan. Seorang asli Desa Conto, tinggal di Jakarta dan telah berhasil menjadi pengusaha sukses mempercayakan uangnya kepada kami sebesar 7 Milyar untuk pengembangan desa wisata di sini. Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin berinvestasi,” ujarnya dengan semangat dan antusias.

Mendapat Penghargaan. Tim Pengelola Desa Wisata Conto bersama warga bersatu padu, bergandeng tangan dan gotong royong membangun desa menjadi desa wisata berhasil menyandang prestasi terbaik Se- Jawa Tengah

“Ini sejalan dengan dinamika perkembangan pariwisata saat ini. Banyak desa sudah berhasil mengembangkan pariwisatanya. Pengelolaan yang baik memberi pendapatan asli desa yang cukup tinggi bahkan ada beberapa desa yang sudah tidak menerima dana desa dari pemerintah. Dari latar belakang tersebut Desa Conto bertekad ingin terus membangun dan mengembangkan pariwisata. Konsepnya Edukasi Alam dan Budaya sesuai dengan rencana pembangunan desa wisata. Kami optimis 2, 3, 5..10 tahun ke depan Desa Wisata Conto ini akan lebih maju lagi. Meskipun baru, Desa Conto terbukti mendapat prestasi yang luar biasa dari Poripar Jawa Tengah. Juara terbaik profil, kreatif, dan alam. Kami tidak dapat berjuang sendiri butuh dukungan dan partisipasi masyarakat agar semua yang sudah direncanakan senantiasa dapat berjalan dengan lancar. Amin,” paparnya lagi.

Kekayaan Wisata Alam Desa Conto

Desa Conto terletak pada ketinggian 625 m dpl – 2012.5 m dpl dengan geomorfologi perbukitan, sehingga memiliki beragam titik ketinggian dengan beberapa titik memiliki kontras yang tajam dari sekitarnya. Dengan kata lain, desa ini memiliki beberapa jurang dan tebing namun masih aman bagi pengunjung.

 “Lebih memukau lagi, Desa Conto memiliki sekitar 50 sumber mata air yang terletak di lereng selatan Gunung Kukusan dan mengalir ke empat sungai. Ketersediaan air di desa ini melimpah dan masyarakat memanfaatkannya untuk air minum, mandi, beternak, dan bercocok tanam. Anda dapat menikmati keindahan dan kesejukannya. Tentu saja Anda pasti ingin kembali karena akan selalu ada kegiatan yang baru,” tambah Asep lagi dengan tertawa bangga.

BACA JUGA:  Pemalang Nadulang, Wisata Alam Misteri Tersembunyi
Desa Conto termasuk ke dalam satuan geologi lingkungan perbukitan dan lingkungan perbukitan berlereng. Perbukitan memiliki kemiringan 15 – 25 % yang tersusun oleh litologi batupasir, batulempung, dan sebagian kecil batuan beku, breksi, dan lahar.

Desa Conto termasuk ke dalam satuan geologi lingkungan perbukitan dan lingkungan perbukitan berlereng. Perbukitan memiliki kemiringan 15–25% yang tersusun oleh litologi batupasir, batulempung, dan sebagian kecil batuan beku, breksi, dan lahar. Secara umum daerah ini digunakan sebagai lahan perkebunan, lahan pertanian, tanaman keras tahunan, tegalan, dan pemukiman. Daerah yang termasuk perbukitan berlereng terjal memiliki kemiringan 25–40% tersusun oleh batuan beku, breksi, tufa, konglomerat. Lahan pada daerah ini digunakan sebagai kawasan hutan lindung, hutan, dan perkebunan. Litologi karst (batugamping) juga terdapat di Desa Conto dengan kenampakan goa yang di dalamnya dapat dijumpai stalaktit dan stalakmit.

Nilai Budaya Jawa yang Toleran & Gotong Royong

Masyarakat Desa Conto adalah masyarakat berbudaya yang sampai saat ini masih melestarikan berbagai budaya Jawa seperti kenduri, tahlilan, sepasaran dan ngreksa bumi. Selain itu, kesenian tradisional seperti hadroh, angklung, reog dan gamelan masih hidup dan dilestarikan. Nilai-nilai budaya Jawa seperti sikap yang ramah terhadap siapapun juga masih tetap dijunjung tinggi

Keadaan sosial dalam kehidupan masyarakat terbilang cukup kondusif. Kerukunan warga dapat terlihat ketika masyarakat bergotong royong membangun infrastruktur umum dan grubyugan.

Letak Administrasi dan Geografi terletak di sisi selatan lereng Gunung Lawu dengan koordinat UTM X = 522901.07 m, Y = 9142671.62 m. Secara administratif desa ini terletak di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah, terbagi menjadi 5 Dusun yaitu Dusun Nglarangan, Dusun Ngelo, Dusun Dalisemar, Dusun Kempul, Dusun Sumber, dan 28 RT dan 10 RW. Desa ini adalah salah satu desa di ujung utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Desa Geneng, sebelah barat berbatasan dengan Desa Setren, serta sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sugihan dan Desa Tanjung. Desa Conto dapat diakses dari jalan provinsi di Kecamatan Purwantoro maupun di Kecamatan Slogohi. (las)

Berpetualang sambil menikmati hempasan air yang jatuh membelah bebatuan
Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *