INTERESTNEWS — Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Semburan abu vulkaniknya mengarah ke timur laut gunung api yang berada di Selat Sunda tersebut. Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) bahwa telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (1/7/2022).
Erupsi tersebut terjadi sekitar pukul 06:50 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 657 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi 77 detik.
PVMBG pun meminta masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif. Sementara dari pengamatan kegempaan, PVMBG mencatat terjadi 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 15 mm, dan lama gempa 22 detik.
Setelah itu, terjadi 1 kali gempa low frequency (frekuensi rendah) dengan amplitudo 17 mm, dan lama gempa 8 detik. Demikian pula terjadi 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 2-20 mm, dominan 3 mm.
Selain itu, PVMBG mencatat secara klimatologis di sekitar Gunung Anak Krakatau terpantau cuaca berawan, angin lemah ke arah barat laut. Suhu udara sekitar 26-27°C. Kelembaban 62-77%.
Krakatau (atau Rakata) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera. Nama ini juga disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusan kataklismik pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Pada 2019, kawasan yang sekarang merupakan cagar alam ini memiliki empat pulau kecil: Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil). Berdasarkan kajian geologi, semua pulau ini berasal dari sistem gunung berapi tunggal Krakatau yang pernah ada di masa lalu. (IN)