Nusantara, Nama Ibukota Baru Negara Indonesia

INTERESTNEWS — Wacana tentang nama Ibukota baru Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu: Nusantara, menjadi trending topik dalam beberapa hari terakhir ini. Di media sosial sejak Senin (24/1/2022) hingga Selasa ini (25/1/2022), wacana tersebut makin seru. Hal ini dapat kita amati adanya pemicu lain tentang isu Edy Mulyadi yang menyebut Kalimantan tempat jin membuang anak. Isu tersebut sempat membuat geram orang-orang asli Kalimantan.

Kita belum jelas mengetahui apakah isu tersebut terkait dengan nama baru Ibukota Negara kita di Kalimantan Timur. Karena itu, beberapa masyarkat adat di Kalimantan memprotes pernyataan Edy Mulyadi agar meminta maaf kepada mereka. Edy Mulyadi pun akhirnya membuat pernyataan maaf melalui media, Selasa (25/1/2022).

Kita tidak akan membicarakan lagi isu tersebut karena kasusnya sudah tuntas (case closed). Mari kita fokus pada nama baru Ibukota NKRI Nusantara. Nama ini akhirnya terpilih sebagai calon nama ibukota baru Indonesia di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Asal-Usul Istilah Nusantara

Adapun salah satu alasan pemilihan nama tersebut karena ia telah memiliki catatan sejarah panjang dan menjadi ikonik di dunia internasional. Asal-usul istilah Nusantara pertama kali tercatat dalam literatur Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16), menurut jurnal berjudul Hubungan Internasional Kuno Indonesia.
Mahapatih Gadjah Mada ketika menjadi Patih Amangkubumi Kerajaan Majapahit dalam naskah Sumpah Palapa pada 1336 menyebut istilah Nusantara dalam sumpahnya. 
Sementara itu, jurnal lain Tinjauan Sejarah terhadap Penetapan Pulau-pulau di Indonesia, dalam Kitab Negarakertagama tercantum sebaran wilayah-wilayah Nusantara. Pada masa sekarang wilayah tersebut mencakup sebagian besar wilayah Indonesia dan wilayah Semenanjung Melayu.
Bahasa Jawa Kuno menyebut kata majemuk Nusantara berasal dari kata Nusa (pulau) dan Antara (lain atau seberang). Istilah ini untuk menggambarkan pulau-pulau yang berada di luar pulau Jawa kala itu.
Setelah keruntuhan Majapahit, istilah tersebut nyaris hilang. Namun demikian, pada 1920-an istilah ini muncul kembali. Ki Hajar Dewantara yang memunculkan kembali istilah Nusantara. Istilah ini sebagai nama alternatif dari negara merdeka setelah Hindia-Belanda selain “Indonesia” dan “Insulinde”.
Akan tetapi nama “Indonesia” menjadi nama politis bangsa yang baru pada Kongres Pemuda II (1928). Pada Sumpah Pemuda 1928, Kongres Pemuda memilih nama Indonesia. Meskipun demikian, istilah Nusantara tidak serta-merta ditinggalkan. Pada masa modern, justru istilah tersebut menjadi padanan kata bagi “Indonesia”. (IN)
Mari Bagikan
BACA JUGA:  Gong Xi Fa Cai Artinya Bukan Selamat Tahun Baru, Lalu Apa?

Tinggalkan Balasan