interestnews, – Sulut -Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Pendeta Lucky Rumopa, M.Th mengatakan bahwa ada hari Raya Nyepi dan Idul Fitri yang waktunya hampir bersamaan menjadi momen penting untuk mewujudkan Toleransi antar umat beragama dan memperkuat kerukunan di masyarakat.
Hal itu disampaikan Pendeta Lucky Rumopa di Sulut, Selasa (25/3/25 ) merespon adanya dua hari Raya bagi umat Hindu dan Islam yang hampir bersamaan waktunya.
“Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Çaka 1947 dan Idul Fitri 1446 H/2025 M marilah kita Jaga Toleransi Saling Menghargai dan Menghormati satu dengan yang lainnya untuk memperkuat kerukunan di masyarakat ” katanya.
Dikatakan bahwa dua agama merayakan hari raya besar hampir bersamaan, yakni Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi bersamaan dengan Umat Muslim merayakan Idul Fitri bisa berjalan bersama karena saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
“Dengan Hari Raya Nyepi Tahun baru Çaka1947 di akhir puasa Ramadhan maka kegiatan peribadatan dua agama ini bisa berjalan dengan lancar, aman , dan terkendali ” katanya.
Dikatakan adanya dua hari raya yang hampir berbarengan ini sudah pernah terjadi sebelumnya dan tidak menjadi permasalahan. Diharapkan semua umat senantiasa menjaga kekhidmatan dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah masing-masing, terkhusus bagi umat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa dan adanya Perayaan Idul Fitri. .
“Dalam pelaksanaan ibadah yang penting adalah ketenangan dan kelancaran dalam melaksanakan, khidmat, dan tidak adanya gangguan dari pihak manapun.” katanya.
Ia berharap seluruh umat beragama agar bersama-sama menjaga toleransi untuk bisa saling menghormati saudara-saudara yang sedang melaksanakan Catur Brata Penyepian Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan ibadah di bulan suci Ramadan bagi umat Muslim serta dalam merayakan Idul fitri.
“Semoga umat Hindu dan umat Muslim masing-masing dapat melaksanakan ibadahnya dengan nyaman, aman, dan khidmat. Selamat merayakan hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan Selamat Idul Fitri bagi umat muslim , mohon maaf lahir dan batin.” katanya.
Ia menambahkan bahwa umat Kristen saat ini juga sedang memperingati hari Minggu Sengsara, yakni hari-hari (sekitar seminggu) kehidupan terakhir Yesus Kristus memasuki masa kesengsaraan-Nya menjelang peristiwa penyaliban-Nya sampai mati, yang diikuti dengan penguburan-Nya dan mencapai puncaknya pada waktu kebangkitan-Nya dari kematian.
“Minggu Sengsara adalah hari Minggu kelima dalam masa Prapaskah yang menandai dimulainya masa kesengsaraan Yesus Kristus. Minggu Sengsara merupakan hari-hari menjelang penyaliban Yesus Kristus.
Peristiwa Minggu Sengsara Yesus Kristus memasuki masa kesengsaraan-Nya, mengalami penderitaan” pungkasnya. (M.Isnaeni/Sino )