interestnews, – Anton Sidharta salah satu Tim Eksekutif Sinode JKI mengatakan dalam refleksi KPLT Sesi pertama sebagai salah satu pembicara. Setiap kita bisa ada dan masih dapat melayani Tuhan karena Tuhan memanggil kita.
“Tuhan memberikan kita talenta yang berbeda tetapi dikerjakan oleh Roh Tuhan yang sama, karena panggilan Tuhan dalam hidup kita. Setiap kita memiliki peran di hadapan Tuhan, berguna dan berharga.” Jelas suami Lydia Adi ini dengan antusias.
Jika, kita menyadari bahwa kita memiliki peran, talenta yang berbeda satu dengan lain. Sama-sama menyadari bahwa setiap kita berharga dan berguna. Tidak saling membandingkan dengan yang lain. Jika hal tersebut ada dalam bidup kita makakita akan merasa aman. Kita akan melayani Tuhan dengan sungguh.” Ujar Samuel Anton Sidharta ini lagi.
Dikatakannya, belajar dari kehidupan Saul dan Daud. Saul merasa tidak nyaman dengan Daud sehingga hidupnya tidak tenang. Sedangkan Daud merasa aman.
“Daud berhasil ia merasa aman dengan dirinya karena ia sudah menang dengan dirinya sendiri. Sedangkan Saul tidak memiliki rasa aman sehingga mendengki Daud dan itu menjadi celah bagi hidup kita.” Jelasnya lagi.
Anton mengungkapkan rasa dengki dan iri terhadap orang lain akan menjadi celah bagi hidup kita. Itu akan menghambat dan yang akan mengakibatkan kita menderita dan semakin hancur.
“Kita harus turut bangga dengan keberhasilan orang lain. Termasuk antar gereja. Kita harus saling mendukung sesama gereja Tuhan. Saling belajar. Jangan iri, kita harus bersyukur dengan gereja yang dipakai Tuhan. Kita dipanggil sesuai dengan kapasitas yang Tuhan panggil.” Tandasnya.
Anton dalam kesaksiannya, pernah mengalami hal ini, ingin seperti orang lain. Berusaha tampil seperti orang lain. Alhasil banyak yang komplain.
“Saya pernah mengalami, saya intropeksi diri. Suatu hari saya ingin kotbah seperti salah satu yang dipakai Tuhan dengan suara yang berkobar-kobar. Namun ternyata, alhasil, jemaat menganggapnya marah-marah. Seorang Oma usai kotbah datang berkata: ‘Anton saya terberkati dengan cara kotbahmu yang tenang.’ Saat itu saya bertobat. Jangan ingin seperti orang lain.” Ujarnya tertawa.
Gereja pun demikian, jelasnya, setiap gereja dipanggil sesuai dengan yang Tuhan mau. Khusus sesuai dengan kehendak Tuhan. Panggilan kita unik di mata Tuhan. Tak ada alasan untuk iri dan dengki dengan yang lain.
“Kita dapat tes hidup kita, saya tes hidup saya. Apa panggilan Tuhan dalam hidup saya, sejak itu saya aman dengan diri saya. Karena saya memiliki karunia khusus yang dipercayakan Tuhan. Dipanggil melayani dengan cara yang unik menjadi diri sendiri.” Katanya lagi.
Setiap panggilan khusus, memiliki karunia, talenta, bernubuat, mengajar dll semua itu karena kita berharga dan berguna bagi orang lain.
“Ketika kita menyadari hal ini kita akan merasa aman. Maka kita akan melekatkan diri pada Yesus. Kita akan berkata aku akan menghasilkan buah, hati yang aman di dalam Yesus. Kita akan berharga dan berguna.”
Mengawali dan mengakhiri renungannya di hari pertama mengajak peserta menyanyikan lagu;
Dengar Dia panggil nama saya (mu)3x. O…giranglah…Tuhan Yesus amat Cinta pada saya
Ku jawab ya…ya… ya Tuhan. (*)