interestnews,- Kelangkaan ketersedian bahan pangan beras di Sumba Timur yang berakibat kenaikan harga beras melambung tinggi hingga mencapai Rp.17.000/kg di pasaran lokal dan kios pedesaan, menjadi rame di jagad maya.
Kelangkaan tersebut diduga adanya kong kalikong antara pihak pengelola bulog dan pengusaha teratas di Sumba Timur yang membuat beras ribuan ton lenyap seketika dalam jangka waktu pendek.
Menurut keterangan beberapa warga saat dijumpai awak media, “kelangkaan beras bersupsidi ini mungkin memang disengajakan pihak bulog seolah-olah membuat masyarakat menderita kelaparan”, masyarakat menyakini karena dengan adanya beberapa toko besar/distributor sembakau lainnya yang menjual beras belogo BULOG dengan harga yang membebani masyarakat.
Adapun pihak BULOG Waingapu mengupayakan alternatif dengan membuat beras ekonomis lima kilogram dengan harga empat puluh delapan ribu rupiah untuk pemerataan beras terhadap masyarakat dengan dijual langsung kepada masyarakat.
Namun alternatif tersebut tidak menjawab beberapa tanda tanya Agen Rumah Pangan Kita(RPK) yang jauh dari kota Waingapu.
“Kami RPK ini jauh dari kantor bulog kota waingapu, kami datang jauh dari ujungnya sumba timur, sediahkan waktu berulang kali datang beli beras untuk wilayah kami, namun hasilnya tetap Nihil. Masyarakat didesa kami juga lagi butuh beras dengan harga murah, masa kami tidak dikasih, toko sembako besar banyak beras berlogo bulog kami RPK tidak diberikan. ini ada apa?” pungkas salah satu agen RPK bulog. Jumat (24/02/2023)
Peran APH Sumba Timur diharapkan masyarakat. Pasalnya beras bulog masih berhamburan di toko sembako konglomerat. Dan masih menjadi pertanyaan besar bagi AGEN RPK radius jauh dari kantor bulog Waingapu. (Umbu)