Ketum PGIW Jateng: “Butuh Pengorbanan, Hindari Organisasi Kristen Mati Suri”

Interestnews,- Pdt Heru Purwanto, Ketua PGIW Jateng bersama sekretaris Joshua Wardoyo, hadir dalam acara Konferda (Konferensi Daerah) Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia, di UTC Hotel Semarang, Sabtu, (26/11/22).

Sebagai kata pembuka dalam sambutannya, Pdt. Heru mengucapkan rasa terima kasih atas undangan panitia Konferda PIKI Jateng. Sekaligus ungkapan haru atas prakata yang disampaikan oleh ketua Panitia Etika Halawa, tentang perjalanan PIKI Jateng yang lahir kembali.

“Saya atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Jawa Tengah menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak ibu khususnya kepada panitia yang mengundang kami hadir disini saya sebagai ketua umum dan bapak pendeta Joshua Wardoyo sebagai sekretaris umum di PGIW Jawa Tengah. Kami  bersyukur dapat bersama-sama dengan bapak ibu ditempat ini. Selanjutnya sungguh secara pribadi saya terharu pak Halawa tadi menceritakan PIKI di Jawa Tengah itu pernah ada bahkan Pak Halawa pernah mendengar. Nah sekarang, ini boleh dikatakan lahir kembali, bangkit kembali. Ini hal yang sangat luar biasa layak kita syukuri.”

Heru mengisahkan  perjalanan dalam menghidupi PGIW di Jawa Tengah. Ia menjelaskan nasib yang dialami PIKI Jateng pernah hadir dan sempat mengalami mati suri sama halnya dengan PGIW.

“Perlu saya sampaikan bapak, ibu PGIW Jawa Tengah juga pernah bernasib sama, disebut sebagai mati suri, ketika sidang MPL-PGI di Merauke. Saya saat itu hadir terketuk hati saya, saya kembali mengumpulkan teman-teman akhirnya tidak jadi mati. Bangkit kembali.” Ujarnya dengan serius.

Mendengar ini sontak tepuk tangan yang hadir, terdengar  riuh diiringi tawa haru dan antusias.

Dikatakannya, membuat organisasi Kristen tampak mudah, akan tetapi bagaimana dalam menghidupi organisasi tersebut tidaklah mudah, sebab membutuhkan sikap kerelawanan untuk melayani Tuhan. Banyak organisasi Kristen yang ada, kini bukan semakin kuat tetapi justru semakin lemah.

BACA JUGA:  Pendeta Paulus Kariso Rumambi Terpilih Lagi Menjadi Ketum MS GPIB Periode 2020 - 2025

“Bagaimana kita menghidupkan organisasi itu? Pengalaman kami bapak ibu, sikap kerelawanan untuk melayani Tuhan di berbagai organisasi Kristen tidak semakin kuat akan tetapi justru semakin melemah. Ada pamrih-pamrih kemanusiaan, pamrih-pamrih keduniawian yang itu menyebabkan menodai pelayanan kita. Bukan berarti kita tidak butuh dunia, bukan berarti kita tidak butuh materi.” Tandasnya lagi.

Lebih lanjut dijabarkannya bagaimana sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dan menjadi kuat memerlukan pengorbanan dan kerja keras.

“Ini membutuhkan komitmen untuk  bekerja keras bagi kita dengan memohon pertolongan dari Tuhan karena hanya Tuhan sebagai sumber kekuatan bagi kita.” Katanya lagi.

Melihat istilah intelegensia, Pdt Heru menyatakan hal ini sesuatu yang luar biasa. Bukan hanya  bicara soal kecerdasan, intelejen, tetapi lebih kepada perpaduan antara akal dan budi, cerdik dan bijaksana. Inilah yang menjadi dasar berorganisasi. Dapat mendorong siapapun untuk dapat menggunakan akal dan budi dengan cerdik. Semua itu, hanya dengan pertolongan Tuhan.

“Kita yakin organisasi PIKI di Jawa Tengah, hidup kembali hari ini dan untuk selama –lamanya serta bermakna  bagi bangsa dan negara. Selamat berkonferda Tuhan Yesus Memberkati, Amin.” Ujarnya mengakhiri sambutannya. (ls)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *