interestnews,- Sorgum, solusi ketahanan pangan di NTT. Saat krisis dunia sedang melanda dunia. Indonesia harus menyiapkan rencana-rencana besar. Salah satunya dengan memanfaatkan alternatif bahan pangan sorgum. Sehingga Indonesia memiliki banyak pilihan. Tidak bergantung kepada kebutuhan beras karena tersedia pilihan lainnya seperti; jagung, sagu dan tanaman lama. (24/9/22)
“Yang kita alami sekarang ini kompotisi dalam menghadapi krisis pangan global. Oleh sebab itu kedaulatan pangan. Ketahanan pangan harus betul-betul menjadi fokus kita ke depan.” Ujar Presiden saat berhadapan dengan petani sorgum Sumba.
Salah satunya dengan memanfaatkan alternatif bahan pangan sorgum. Sehingga Indonesia memiliki banyak pilihan.
“Di NTT misalnya di Waingapu kita mencoba menanam sorgum. Sorgum di NTT ini tumbuh sangat subur sehingga kita akan menanam sangat besar-besaran di NTT ini. ” lanjut Jokowi.
Kunjungan Presiden Ri ke NTT semangat dan optimisme para petani kembali bangkit melihat potensi peluang besar pangan di NTT. Penanaman sorgum besar-besaran di NNT mendapat respon positif dari seluruh masyarakat yanga ada.
“Setelah kunjungan pak presiden Jokowi kemarin, merupakan momen yang sangat berbahagia sekali untuk kami petani Sumba Timur. Karena dari hasil diskusi dengan beliau itu bahwa ada potensi yang bisa kita kembangkan di Sumba Timur. Salah satunya yaitu sorgum ini. Oleh karena itu saya termotivasi untuk mulai menanam sorgum. Tahan di lahan kering. Setelah itu panennya bisa dua, tiga kali panen” Ujar Debby Christiani salah satu Pembudidaya Sorgum di Sumba Timur.
Menurut Debby, sorgum sejak kecil sudah mengenal sorgum namun setelah besar sudah tidak ada lagi dan berganti dengan beras. Hal senada dari Imanuel Soleman, petani sorgum, dengan rasa syukur dan optimis presiden Jokowi mengingatkan warga Sumba untuk kembali mengingat sorgum dan mengembangkannya.
“Kami tidak pernah berpikir untuk kembangkan sorgum lagi. Rasanya saja sudah hilang dari lidah kita tapi hari ini, bersyukur pak Jokowi beliau mengingatkan kami kembali. Kembali ke masa kami tidak terlalu susah mencari pangan.” Ujar Imanuel.
Sementara itu, Teguh Sulaiman pengelola pabrik sorgum mengatakan tanggapan dari masyarakat sekitar sangat antusias dan luar biasa karena mereka dapat melihat langsung bagaimana pengolahanpasca panen sorgum yang begitu cepat dibanding zaman dulu.
“kalau pengembangan sorgum sendiri kami yakin lebih mudah. Jadi kalau macam kue-kue tepungnya yang kami ganti menjadi tepung sorgum. kalau kita makan langsung terasa kenyangnya.” Ujar Yuniar Ratnaningtyas pengelola pangan lokalUMKM dengan mata berkaca-kaca atas kehadiran Presiden Jokowi di Sumba. (in)