Desa Wisata Salatiga, Jadikan Unik Jangan Latah

interestnews,- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga Valentino T Haribowo, M.M mengatakan bahwa dalam pengembangan Desa Wisata di Salatiga harus unik dengan ciri khasnya sendiri. Tidak hanya sekedar ikut-ikutan atau latah. (25/8/22)

“Salatiga memang tidak memiliki wisata alam namun Salatiga memiliki banyak potensi wisata. Salah satunya; Salatiga sudah mendapat predikat kota Gastronomi, yang tahun depan akan maju untuk bisa masuk predikat dunia. Saya tidak setuju kalau kita dalam pengembangan Desa Wisata hanya sekedar ikut-ikutan. Salatiga itu unik. Harus original dan tidak perlu latah.” Ujar Tino panggilan akrabnya ini dengan serius.

Tino, menyampaikan hal ini pada acara Sosialisasi Peningkatan Kualitas Pengelolaan Dan Jejaring Desa Wisata Kota Salatiga yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Destinasi I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Parawisata dan Ekonomi Kreatif yang dikomandoi oleh Wisnu Sriwijaya Kordinator Pengembangan Destinasi Area 4 yaitu; Jateng,  DIY dan Jatim.

“Saya setuju dengan apa yang disampaikan pak Tino. Kita tidak boleh latah. Jangan meniru. Harus setiap daerah memiliki original dan ciri khas masing-masing. Tradisional namun ada inovasi.” Ujar Wisnu.

Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata KOta Salatiga memberikan Kata Sambutan Dan Pemaparan tentang Desa Wisata Salatiga.

Dalam sambutannya, Tino memaparkan keunikan Desa Wisata Salatiga. Ada sembilan desa Wisata yang menonjol namun perlu pengembangan yang lebih serius.

“Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Membenahi manajement. Bukan sekedar ikut-ikutan. Kita tak perlu terpaku kepada kuantitas namun kualitas. Perlahan namun pasti. Khususnya tidak ada data lengkap tentang kajian wisata. Belum ada. Ini yang sedang kami upayakan ke depan. ” Ujarnya antusias.

Mengulas kembali kegiatan pada HUT ke 1272 Salatiga. Tino berhasil menggandeng MMCTV dengan menghadirkan kurang lebih 25.000,- pengunjung memadati Taman Wisata Sejarah Kota Salatiga padsa (24/7/22) lalu.

BACA JUGA:  Hari Lahirnya Pancasila, Sebulan Penuh Ganjar Gelar Kegiatan

Dalam acara sosialisasi ini, Wisnu berharap agar para pelaku Desa Wisata, para Pokdarwis tidak terpaku kepada event yang membludak namun akhirnya sampah berserakan, pengunjung tidak nyaman dan akhirnya tidak ada keinginan kembali.

“Saya melihat banyak desa wisata yang melakukan hal ini. Lebih berfokus kepada jumlah yang banyak. Pengunjung ramai sebut 4000 ribu pengunjung. Uang banyak masuk. Namun, akhirnya, sampah di mana-mana. Terlalu padat. Tidak ada kenyamanan. Akhirnya sekedar event. Salatiga harus beda. Desa wisata yang tradisional namun memeberikan rasa nyaman bagi pengunjung. Menarik. Memberi kenangan sehingga ingin kembali dan dengan senang hati akan promosi. Harus berkelas. Tidak perlu wah. Meski tradisional namun berkelas.” Ujar Wisnu dengan semangat. (R)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *