Sejarah Bendera Pelangi, Simbol LGBT

interestnews,- Sejarah Bendera Pelangi, simbol komunitas Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), yang warnanyaterdiri dari enam strip, dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan violet.

LGBTQ+ pertama kali menggunakan pada saat pawai-pawai hak azasi LGBTQ+ yang bermula di California Utara. Para kaum ini, menggunakan pertama kali bendera pelangi untuk merefleksikan keragaman komunitas ini.

Dirancang pertama kali oleh seniman San Fransisco Gilbert Baker pada tahun 1979. Meski beberapa kali mengalami revisi dan akhirnya bendera ini menjadi bendera ini menjadi bendera komunitas LGBT di seluruh dunia.

San Fransisco Gilbert Baker lahir Chanute, Kansas, Amerika Serikat dan meninggal tahun 2017. Aktifis dalam memperjuangkan hak-hak gay.

“Bendera adalah tentang pernyataan kekuatan. Kita membutuhkan sesuatu yang indah. Sesuatu yang berasal dari diri kita” Kata Baker.

Baker, seorang seniman sekaligus penjahit yang handal dengan selera glamor ala tahun 1970. Itulah sebabnya, ia sangat terkenal dalam membuat spanduk-spanduk politik. Ia menjahit symbol garis-garis menjadi satu.

Makna Warna Bendera LGBT

Bendera LGBT Enam Warna

Semula bendera rancangan Baker terdiri dari 8 warna, setiap warna memiliki makna yang simbolik hingga akhirnya enam warna.

Inilah makna bendera pelangi tersebut; warna merah muda terang mewakili seksualitas, melintang di bagian atas bendera dengan skem asli. Kemudian warna merah yang mewakili kehidupan, lalu orange symbol penyembuhan, kuning bermakna sinar matahari, hijau menggambarkan alam, keajaiban dan ketenangan dan ungu menggambarkan semangat.

Keberadaan kaum LGBT kian berani

Komunitas LGBT semakin berani menunjukkan eksistensi mereka di masyarakat dan di publik lewat media sosial, hingga kampanye yang menyerukan pengakuan atas diri mereka secara terbuka.

Di Indonesia, kini, seolah-olah komunitas ini bukan lagi sesuatu yang tabu di tengah masyarakat. Terbukti dengan banyak bermunculan Komunitas-Komunitas, LGBT seperti Komunitas Suara Kita dan Komunitas Arus Pelangi.

BACA JUGA:  Tips dan Trik Bekerja Maksimal Selama Bulan Puasa

Kelompok komunitas ini,  menggunakan simbol-simbol tertentu untuk berkomunikasi,  kepada sesama annggota komunitasnya. Interaksi simbolik antar anggota di Komunitas tersebut.

Salah satu fokus utama yang komunitas ini yaitu; mengembangkan media alternatif dan wacana publik tentang isu keberagaman seksualitas. (ls)

 

 

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *