Wayang Slumpring Berasal dari Kulit Pembungkus Tunas Bambu

INTERESTNEWS — Apakah Anda pernah mendengar wayang slumpring? Mungkin banyak orang belum mengetahui apa itu wayang slumpring? Slumpring merupakan kulit pembungkus tunas bambu muda sebelum menjadi bambu yang kuat, panjang, dan bagus, sehingga kita dapat memanfatkannya.

Slumpring memiliki filosofi tersendiri. Tunas bambu yang masih muda dan belum menjadi bambu yang kuat berjuang hidup dari awal sebagai pelindung atau pembungkus bambu. Setelah bambu itu kuat dan panjang, ia akan mengelupas sendiri sebagai pembungkus. Pembungkus yang mengelupas itulah bernama slumpring.

Wayang slumpring
Karya seni lukis bakar dengan media slumpring.

Biasanya, kita akan membuang slumpring karena menjadi sampah di sekitar pohon bambu. Kita juga mengumpulkannya dan membakarnya. Sebenarnya kita mudah menemukan atau mencari slumpring. Kadangkala orang tidak mau menyentuhnya karena ada bulu halus yang membuat kita gatal.

Namun demikian barang itu menjadi bermanfaat ketika berada di tangan Aris, seorang seniman lukis. INTERESTNEWS menjumpai Aris di Ngeledok Sari, Kecamatan Tawang Mangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).

Aris mampu menjadikan slumpring menjadi karya yang luarbiasa dan sangat bernilai tinggi harganya. Ia menekuni karya seni lukis bakar dengan media tripleks sejak 2015. Namun secara otodidak, dia mulai mempelajari seni lukis bakar dengan media slumpring sejak 2019. Jadi tidak ada seorang yang menjadi gurunya, tetapi dia sendiri gurunya untuk dirinya.

Wayang Slumpring

Wayang merupakan perlambangan budaya nusantara yang tidak ada di tempat lain di dunia, kecuali di Indonesia. Aris menggunakan metode lukis bakar untuk menciptakan karya seni wayang yang luarbiasa. Dia tidak mengunakan pewarna cat atau pewarna lainnya, tetapi hanya mengunakan alat solder besi panas dengan memoleskannya ke media slumpring. Jadi slumpring tersebut terlihat gosong dan membentuk sebuah karya seni yang indah. Setelah melalui proses yang panjang pada  Kamis (21/4/2022) keluarlah surat pencatatan ciptaan atas nama Maulana Aris Al Hadidi.

BACA JUGA:  IKN Indonesia Sudah Sejauh Mana Kemajuannya
Wayang slumpring
Aris dan karya seni lukis bakarnya Wayang Slumpring.

Wayang slumpring

Selanjutnya, Aris bercita-cita akan membuat 870 tokoh karakter wayang dan menempatkannya di sebuah musium wisata wayang slumpring. Dia berharap dengan adanya musium wisata wayang slumpring akan ada pelaku-pelaku UMKM berjualan di sekeliling musium tersebut, sehingga terciptalah lapangan pekerjaan baru. Kemudian ini menjadi edukasi tulisan Jawa dan edukasi tokoh wayang karena banyak orang tidak mengetahui nama tokoh/karakter wayang. Tokoh/karakter wayang merupakan perlambangan sifat manusia.

Selain itu, ada edukasi lukis bakar, sehingga pengunjung bisa belajar dengan media berukuran kecil atau media yang ada. Ada juga tersedia edukasi bahasa Jawa Kromo Ingil Kromo Madyo.

Aris menyerahkan lukisannya kepada Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Wayang slumpring
Aris menyerahkan lukisannya kepada Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto.

Seni Lukis Bakar Menjadi Ikon

“Karya saya ini nanti akan bisa menjadi ikon dan menjadi oleh-oleh suvenir bagi wisatawan yang berkunjung di wisata Karanganyar,” harap Aris saat wawancara dengan INTERESTNEWS di Pameran Alas Bromo.

Menurutnya, dia sendiri sudah memberikan beberapa karya lukisannya ke pejabat Kabupaten Karanganyar. Mereka yang menerima lukisannya adalah Bupati Karanganyar Juliyatmono dan istrinya serta Wakil Bupatinya Rober Christanto. Wakil Bupati sendiri mengatakan mantap untuk karya seni lukis bakar wayangnya dari slumpring.

Kiri: Lukisan wajah Gibran dan istrinya dipegang Istri Gibran. Kanan: Aris memegang Slumpring di tangannya.

Gibran (anak Presiden Jokowi) saat acara Solo Menari pada April lalu sudah dilukis wajahnya. Demikian pula Aris pun melukis wajah beberapa angota dewan dan memberikan kepada mereka semua secara cuma-cuma. Bahkan foto Presiden Jokowi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan keluarga besar Bung Karno pun sudah ia lukis. “Guruh katanya akan berkunjung ke rumah saya untuk mengambil lukisan tersebut. Dia akan memasangnya di musium Batu Tulis, Bogor,” tutur Aris.

Dengan kemampuan seni lukis bakarnya, kini Aris telah memiliki 2 anak didik dari yatim-piatu. Dia berharap pemerintah dapat membantu tambahan modal dana untuk pembelian bahan baku seperti kaca, bingkai, lem, dan lain-lain. Selain itu, pemerintah dapat juga memberikan pendampingan atau arahan untuk kemajuan karya seni ini.

BACA JUGA:  Nusantara, Nama Ibukota Baru Negara Indonesia
Wayang slumpring
Karya seni lukis bakar dengan media slumpring.

Terakhir Aris menyampaikan harapan agar hendaknya pemerintah banyak turba alias turun ke bawah karena banyak potensi masyarakat yang perlu diangkat. Masyarakat terkadang merasa minder karena UMKM besar saja yang menjadi besar. Sementara UMKM yang kecil tidak lagi kelihatan.

Saat INTERESTNEWS mengonfirmasi ke Bupati Juliyatmono, ia mengatakan: “Kita diskusikan dulu nanti seperti apa yang diharapkannya.”

Pewarta: Adi Prasetio
Editor: Boy Tonggor Siahaan

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan