Rawa Jombor Klaten, Keajaiban Alam nan Mempesona

INTERESTNEWS — Angin sepoi berhembus mengitari hamparan rawa dengan latar belakang perbukitan kapur yang memanjang. Sebuah rawa yang berada pada kawalan di antara dua kota legenda di Indonesia yang terkenal, yaitu: Kota Yogya dan Solo. Tak jauh dari sana Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko turut memperkaya rawa tersebut. Nama rawa (rowo) itu adalah Rawa Jombor. Rawa Jombor atau Rowo Jombor ini berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Rowo Jombor merupakan sebuah perkampungan yang kemudian berubah untuk menampung air dari sungai-sungai di sekitarnya. Perubahan ini demi mengendalikan banjir dan sebagai persediaan irigasi untuk mengaliri sawah-sawah di sekelilingnya pada musim kemarau.

Rowo Jombor ini menjadi sebuah danau yang cukup luas. Sudah ada sejak tahun 1940-an. Tahun 1965, Pemerintah Kolonial Belanda membangun tanggul. Hingga seiring waktu, Rawa Jombor ini berubah fungsi. Tanaman eceng gondok tumbuh subur. Masyarakat lokal membangun kerambah ikan dan rumah apung dengan menyediakan menu ikan rawa. Ikan rawa itu seperti bawal, lele, gurami, nila, dan sebagainya sebagai tempat wisata kuliner terapung.

Alih fungsi ini membuat Rowo Jombor mengalami sedimentasi. Apalagi banyak orang membuang sampah di rawa ini. Pencemaran sampah dari air yang masuk ke rawa juga berdampak pada sedimen dan penimbunan sampah. Proses terus-menerus bertambah banyak, sehingga mempengaruhi volume tampungan waduk. Kondisinya sangat tercemar.

Revitalisasi

Pada 14 Juni 2021 Pemerintah mulai melakukan revitalisasi di kawasan Rowo Jombor. Dengan demikian, Pemerintah ingin mengembalikan rowo pada fungsinya dan merancangkan pembangunan dengan fokus kepada wisata air dalam kawasan rowo.

Tim interestnews.or.id menyambangi Purwanto, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Parawisata Provinsi Jawa Tengah, di kantornya. Dia dengan antusias menyampaikan rasa optimismenya bahwa kini Rawa Jombor menjadi destinasi wisata yang memiliki keajaiban.

BACA JUGA:  Gebyar Disporapar Jateng: Lomba Foto Kaleidoskop Dieng dan Aneka Festival 2022

“Sekarang Rowo Jombor itu menyenangkan untuk dikunjungi. Menjadi ikon baru. Setiap hari kami pantau pengunjung. Setiap minggu terus bertambah. Parkir penuh. Kami happy dan tidak sia-sia apa yang kami upayakan selama ini,” ujarnya dengan penuh semangat.

Menurutnya, para petugas kebersihan telah mengangkat eceng gondok yang tumbuh subur dan liar, termasuk sampah-sampah yang bertimbun. Yayasan Sekolah Air memberikan edukasi kepada masyarakat untuk dapat mengelola limbah-limbah tersebut menjadi sesuatu yang menghasilkan. Daur ulang sampah. Eceng gondok menjadi makanan ternak dan lain sebagainya. Kemudian, mereka juga memindahkan warung terapung.

“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memfasilitasi Pembangunan Plaza Kuliner untuk menjadi tempat pengganti warung di darat. Pemerintah Provinsi Jateng menyerahkan Plaza Kuliner Nyi Ageng Rakit Rowo Jombor kepada Pemerintah Daerah Klaten. Mereka mengelola demi kemajuan masyarakat setempat. Ini luar biasa kerjasama dan semangat untuk maju dari masyarakat yang ada di Klaten khususnya, Rowo Jombor. Mereka dengan kesadaran sendiri ingin maju. Bahkan, mereka memindahkan warungnya sendiri. Ini sungguh sangat membantu pemerintah dalam penanganan yang cepat, sehingga perencanaan berjalan dengan baik. Luar biasa kami sangat senang atas antusias kerjasama dari para pelaku usaha warung terapung,” tandasnya dengan rasa syukur.

Sapaan akrab Ipung dari sosok ini menambahkan bahwa Kepala Disporapar Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi menyerahkan langsung pengelolaan Plaza Kuliner ini. Kepala Disporapar (Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata) tersebut mewakili Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Bupati Klaten, Sri Mulyani menerimanya pada Minggu (23/01/2022) di Panggung Utama Taman Nyi Ageng Rowo Jombor.

Selanjutnya, acara tersebut sekaligus meluncurkan (launching) Komunitas Jogo Rojo (Rowo Jombor) serta Launching Collaboration Centre Yayasan Sungai Lestari Indonesia (Yusri) – Georgium Center Rowo Jombor Bayat Purba.

BACA JUGA:  Gunung Telomoyo, Pagi Hari di Langit Jingga
Purwanto, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Parawisata Provinsi Jawa Tengah

Fasilitas Cukup Memadai

“Datanglah ke sana. Nikmati keajaiban alam saat matahari terbit atau tenggelam. Jangan lupa temukan momen yang indah dari lukisan awan di antara matahari terbit atau menjelang malam. Sangat indah. Para komunitas yang ada akan memberikan arahan dan petunjuk agar dapat mengabadikan momen yang unik dari keajaiban alam Rowo Jombor. Unik dan beda. Memberi sensasi yang menyegarkan. Lihat saja post-pos di akun media sosial (medsos) mereka yang sudah berkunjung ke sana, baik di IG maupun medsos lainnya. Cukup kreatif. Kita senang melihatnya,” jelas Purwanto.

Para pelancong dan pengunjung yang ingin istrirahat dengan nyaman setelah seharian menikmati keindahan alam tersedia home stay. Home stay ini menawarkan paket-paket yang ramah di kantong dari Desa Wisata yang ada di sekitar Rowo Jombor, khusus menyediakan penginapan untuk melepaskan lelah.

Tentu saja, jangan lupa di masa pendemi ini agar makan makanan bergizi dan menyehatkan dari olahan ikan Rowo Jombor yang gurih dan manis karena airnya sudah sehat dan bersih. Harganya murah dan terjangkau. Ada juga cemilan dan oleh-oleh ciri khas dari masyarakat setempat.

Mari kita berbaur dengan menikmati keindahan alam Rowo Jombor, wisata airnya, dan juga aktivitas masyarakat tradisional, mengenal budaya dan kultur danau purba. Selain itu, karena bentuknya bundar, ini menjadi tempat yang baik untuk jogging atau olahraga. Ada juga tempat senam, perahu, dan banyak lagi. Silahkan datang ke sana dan Anda pasti akan ingin datang lagi.

Selain itu, berkunjung ke Rowo Jember, gratis, hanya bayar parkir. “Seperti tempat wisata Kota Lama, Semarang. Masuk gratis namun ekonomi di sana tumbuh dengan baik. Konsep inilah yang kami lakukan agar ekonomi masyarakat setempat bertumbuh, sehingga perguliran uang di masyarakat akan tinggi. Otomatis income pajak dan restribusi pemasukan bertambah. Pada dasarnya kita tujuannya pengembangan wisata ini fokus ke pelaku usaha mikro wilayah setempat,” tambahnya.

BACA JUGA:  Launching Desa Wisata Matesih dan HUT ke-265 Karanganyar

“Meski demikian, tidak menutup diri untuk investor atau pelaku usaha dari luar. Namun tentunya harus berkolaborasi dengan komunitas paguyuban pengelola Rowo Jombor,” pungkasnya. (Las)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *