Michel Lotito, Manusia Langka dan Ajaib, Pemakan Pesawat

INTERESTNEWS — Dia adalah manusia langka dan ajaib. Namanya Michel Lotito, seorang lelaki asal Grenoble, Perancis, yang memiliki keunikan. Situs Guinness World Records menobatkannya sebagai lelaki pemakan segala (melebihi omnivora) atau sebutan lainnya Monsieur Mangetout. Dia tidak saja makan layaknya seperti kita, tetapi dia juga suka makan pesawat utuh-utuh tanpa sisa. Wow!

Menurut Situs Guinness World Records, Michel Lotito memiliki kelainan medis yang bernama Pica. Kelainan itu membuat Michel memiliki nafsu makan untuk barang yang tak lazim kita makan, seperti gelas, karet, dan besi.

Tercatat, manusia langka dan ajaib ini pertama kali mengonsumsi benda-benda tak lazim di umurnya yang kesembilan pada 1959. Kala itu, ia dapat mengonsumsi 900 gram besi per harinya. Luar biasa!

Selanjutnya pada 1966, Michel telah mengonsumsi sebanyak 18 sepeda, 15 troli supermarket, 7 tv set, 6 lilin, 2 kasur, sepasang alat ski, komputer, dan sebuah pesawat jenis Cessna 150. Gila!

Berawal dari keinginan Michel, ia mentraktir dirinya sebuah ‘makanan’ besar dalam bentuk Cessna 150. Perlahan tapi pasti, ia memakan pesawat itu selama dua tahun tanpa ada sisa.

Mungkin banyak orang bertanya-tanya. Bagaimana cara Michel memakan pesawat dan benda-benda tak lazim itu? Biasanya, Michel memakan benda tak lazim itu dengan bantuan minyak dan air. Walaupun, dia dapat memakan benda-benda keras seperti itu, tetapi Michel tidak terlalu suka makanan yang lunak seperti misalnya pisang dan telur rebus. Menurutnya, makanan tersebut bisa membuatnya sakit perut.

Lebih ajaibnya lagi, dokter berujar kalau Michel memiliki perut sangat tebal yang dapat melindunginya dari segala benda tajam. Soal buang air besar, Michel mengaku kalau dia tidak pernah punya masalah.

BACA JUGA:  Foto Fenomenal Ini Menyentuh Kemanusiaan

Kisah Michel pun berhasil membuat namanya masuk dalam rekor dunia. Namun demikian, pada usia 57 tahun Michel meninggal dunia pada 2007 silam karena faktor usia.

Dari berbagai sumber.
Editor: Boy Tonggor Siahaan

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan