INTERESTNEWS — KLATEN — Ir. Wisnu Hendrata, MMR seorang tokoh umat Hindu di Klaten, menyatakan bahwa umat Hindu di Klaten tidak terpengaruh oleh pemberitaan terkait tim aubade SMP Negeri 2 Klaten yang sedang viral.
Wisnu Hendrata adalah Ketua Paruman Walaka (Cendekiawan) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Klaten yang dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
Pernyataan ini disampaikan Wisnu Hendrata didampingi istrinya Cening Retmawati usai bersilaturahmi ke SMP Negeri 2 Klaten Jumat (29/8/25).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunitas umat Hindu di Klaten tetap kondusif dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang sedang hangat dibicarakan.
“Dengan demikian, kerukunan antar umat beragama di Klaten dapat tetap terjaga dengan baik dan tidak ada permasalahan yang berarti.” katanya.
Menurutnya permasalahan ketidakpuasan salah satu orang tua murid yang teriliminir tidak masuk tim aubade SMP Negeri 2 Klaten karena adanya miskomunikasi dan mispersepsi dari orang tua siswa dengan sekolah.
“Permasalahan ketidakpuasan orang tua murid yang tidak masuk tim aubade SMP Negeri 2 Klaten yang disebabkan adanya miskomunikasi dan mispersepsi antara orang tua dan sekolah hendaknya tidak menimbulkan permasalahan yang menyulut adanya ketidak rukunan.” Ujarnya.
Sebagaimana diketahui bahwa seorang siswa SMP Negeri 2 Klaten bernama Ayodya (14) tidak lolos seleksi tim aubade karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh tim seleksi.
Orang tua siswi tersebut merasa kecewa dan mengira bahwa tidak lolosnya tersebut ada aturan wajib berhijab dalam seleksi, padahal tidak demikian , pihak sekolah membantah tidak benar informasi tersebut.
Kepala SMP Negeri 2 Klaten, Tonang Juniarta, menjelaskan bahwa seleksi tim aubade dilakukan secara terbuka dan transparan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti kekompakan gerakan, ketepatan gerakan, penjiwaan dan ekspresi, kerapihan dan keseragaman, serta keseluruhan penampilan.
Sementara Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto mengetahui adanya miskomunikasi dan mispersepsi hal tersebut langsung turun tangan untuk mengklarifikasi masalah ini.
Bupati melakukan klarifikasi dan mediasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswi untuk menyelesaikan kesalahpahaman. Hasil mediasi menunjukkan bahwa siswi yang tidak lolos seleksi bersama 23 teman lainnya lebih karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan, bukan karena diskriminasi.
“Pihak sekolah dan orang tua siswi saat ini sedang mengikhtiarkan untuk memprioritaskan pendidikan siswi dan memastikan bahwa siswi tersebut segera dapat kembali ke sekolah dan fokus pada pendidikannya.” kata Hamenang.
Wisnu Hendrata meminta semua pihak menahan diri dan tidak mudah menerima informasi yang tidak jelas sumbernya terkait tim aubade SMP Negeri 2 Klaten
“Kami minta semua pihak untuk menahan diri dan tidak mudah menerima informasi yang tidak jelas sumbernya terkait tim aubade SMP Negeri 2 Klaten. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat dan memicu kesalahpahaman di masyarakat.” ujarnya.
Dalam konteks ini, Wisnu Hendrata menekankan pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari berita hoaks dan kesalahpahaman yang dapat memicu konflik.
“Pastikan informasi berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel, verifikasi fakta dan data yang disajikan dalam informasi untuk memastikan keakuratannya, pahami konteks informasi yang disajikan untuk menghindari kesalahpahaman” katanya.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar dan menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat.
Wisnu Hendrata juga mengajak semua pihak untuk mengedepankan nilai-nilai kerukunan untuk mendapatkan solusi yang terbaik jika dirasa ada permasalahan.
” Kami mengajak kepada semua pihak untuk mengedepankan nilai-nilai kerukunan dalam menyelesaikan permasalahan, termasuk yang terkait dengan tim aubade SMP Negeri 2 Klaten. Dengan mengutamakan kerukunan, masyarakat dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang terbaik dan meminimalkan potensi konflik” kata Wisnu Hendrata.
Nilai-nilai kerukunan yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan menurut Wisnu Hendrata antara lain menerima perbedaan pendapat dan pandangan dari pihak lain, berbicara secara terbuka dan jujur untuk memahami perspektif masing-masing pihak, bekerja sama untuk menemukan solusi yang terbaik dan saling menguntungkan.
“Dengan mengedepankan nilai-nilai kerukunan, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai, serta menyelesaikan permasalahan dengan cara yang konstruktif dan efektif.” pungkasnya. (Sino)