Tingkatkan Ekspor Komoditas Pertanian dan Tuntaskan Pandemi Covid-19

INTERESTNEWS — “Kita akan tingkatkan ekspor komoditas pertanian dan mempercepat penanganan Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 selama lebih dari satu tahun telah menghantam sektor-sektor perekonomian kita. Kita patut bersyukur bahwa sektor pertanian mampu bertahan, bahkan nilai ekspor pertanian dua tahun terakhir meningkat. Peningkatan ekspor komoditas pertanian ini akan berdampak pada kesejahteraan petani,” ujar Presiden Joko Widodo.

Ekspor pertanian pada 2020 mencapai Rp451,8 triliun, naik 15,79% berbanding 2019 yang angkanya mencapai Rp390,16 triliun. Lalu, pada semester pertama tahun ini (Januari-Juni 2021) ekspor mencapai Rp282,86 triliun, naik 14,05% berbanding periode yang sama tahun 2020.

Minggu (15/8/2021) di Istana Bogor, Presiden Jokowi melepas secara virtual ekspor komoditas pertanian serentak dari 17 pintu ekspor Indonesia ke 61 negara tujuan. Acara ini sebagai momentum penguatan ekspor komoditas pertanian Indonesia dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi.

Nilai total ekspor komoditas pertanian melalui bandar udara dan pelabuhan laut di berbagai daerah di Indonesia ini mencapai Rp7,29 triliun, berupa 627,4 ton komoditas perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan komoditas lain. Tujuan pengirimannya antara lain: Tiongkok, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.

Butuh Percepatan

Dalam kesempatan lain di hari yang sama, Jokowi menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi dalam penanganan Covid-19. Kita sebenarnya perlu melakukan percepatan dalam mengantisipasi Covid-19 agar semuanya kembali berjalan normal. “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, penanganan pandemi Covid-19 ini butuh kecepatan. Cepat melakukan tes (testing), menelusuri kontak erat (tracing), dan merawat pasien yang terbukti positif (treatment). Untuk itulah, saya menginstruksikan Menteri Kesehatan agar hasil tes PCR bisa diketahui paling lambat 1×24 jam. Selain itu, harga tes PCR ini harus turun sampai di kisaran Rp450.000-Rp550.000,” ujarnya dengan nada khasnya yang tenang dan santun.

BACA JUGA:  Emping Jagung Rasa Andaliman Oleh-oleh Khas Danau Toba

Pewarta: Lasma M. Simbolon

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *