INTERESTNEWS — Air terjun Curug Bajing, pesona Desa Wisata Tlogopakis. Tlogopakis memiliki sejuta pesona yang akan membuat kita terpana. Desa ini berada di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Desa ini memiliki basis wisata alamnya yang indah dan budayanya yang unik serta kaya kuliner dengan bumbu tradisional yang ndeso.
Hari ini, hujan deras mengguyur sepanjang jalan hingga tiba di Kota Pekalongan dan melanjutkan perjalanan ke Desa Tlogopakis. Hujan masih saja mengguyur. Cuaca mendung. Rintik hujan berpacu di aspal yang terlihat mulai berlobang. Jalanan sedikit sempit. Bus-bus besar seperti bus pariwisata tidak dapat melalui jalan ini. Sepanjang jalan mendaki dan berkelok-kelok. Sangat sejuk dan asri. Kami melewati pepohonan yang ranting-rantingnya tampak girang bercengkrama dengan guyuran hujan, Selasa (15/3/2022).
Wisata Alam Telaga Rawa Jaya
Memasuki Desa Wisata, alam menyambut dengan ramah dan plang bertuliskan: “Wisata Alam Telaga Rawa Jaya” serta aroma desa yang khas. Desa ini memiliki wisata air terjunnya yang indah, Curug Bajing namanya.
“Musim hujan seperti ini airnya kurang jernih. Paling bagus pas musim kemarau airnya jernih dan bening. Banyak pengunjung berenang di sungai dekat air terjun yang memang kami kelola. Hanya, kalau musim hujan seperti ini kami tutup. Airnya keruh soalnya,” jelas Suroso.
Perlu Perluasan Jalan dan Penambahan Wahana Baru
Jalanan yang sempit dan banyak yang sudah berlobang alias rusak menjadi kendala menuju desa ini. “Sebenarnya pengunjung sangat banyak. Kendala saat ini, jalanan hanya untuk mobil pribadi dan ada mobil angkutan wisata. Kurang lebar, termasuk kurang memadai fasilitas alat-alat outbond. Kerinduan kami ke depan membangun wahana-wahana lain. Potensi wisata di sini cukup besar. Harapan kami pemerintah khususnya Dinas Parawisata bisa mendukung pembangunan wahana-wahana baru, khususnya solusi untuk memperlebar jalan agar bus parawisata besar bisa masuk,” tandasnya semangat.
Pengunjung yang datang menurut Suroso biasanya komunitas atau kelompok. “Pernah 400-600 orang dalam perkemahan. Minimal 15 orang, itu sebelum pendemi. Setelah pendemi ada pembatasan, sekarang maksimal 50 orang. Banyak juga pengunjung pribadi atau bersama keluarga. Sejak pendemi pengunjung berkurang. Otomatis pemasukan berkurang. Semoga ke depan sudah normal kembali,” keluhnya.
Selanjutnya, Suroso menambahkan bahwa musim hujan tidak menjadi penghalang pengunjung berwisata, tetapi pembatasan pengunjung sejak pendemi membuat sepi. Pemasukan terbatas. “Kami cukup bisa bertahan. Harapan ke depan batasan pengunjung bisa lebih banyak, tetapi ini masih pendemi belum bisa,” katanya lagi.
Tempat wisata yang sangat terkenal di desa ini adalah Bumi Perkemahan Karang Srity. Pengunjung cukup ramai dari berbagai kota yang ada di Jawa Tengah bahkan luar Jawa Tengah.
“Banyak pengunjung meminati air terjun Curug Bajing. Di sini banyak Bajing makanya menamai desa ini Curug Bajing. Saat ini karena mungkin sekarang ramai pengunjung Bajing jarang terlihat, namun masih banyak orang yang suka lihat sih,” terang Suroso Ketua Pengelola Desa Wisata Tlogopakis.
Pemandangan Air Terjun dan Sungai Curug Bajing
Desa Wisata Tlogopakis terletak di Kecamatan Petungkriyono yang merupakan wilayah pegunungan. Pemandangannya sangat indah dengan bebukitannya yang menghijau. Udaranya sejuk dan segar, bebas polusi sehingga baik untuk paru-paru.
Sementara itu, daya tarik di Desa Wisata Tlogopakis berupa Air Terjun Curug Bajing, Buper Karangsrity, Tlogo Rowo, Situs Nogopertolo (Linggoyoni) dan Situs Gedong. Wisatawan bisa menikmati atraksi kesenian tradisional Kuda Lumping (Embig), pengolahan jahe, gula aren, dan gula semut serta makanan khas desa seperti nasi jagung, beras hitam dan olahan singkong. Tersedia homestay dan camping area.
Budidaya beras hitam, pengolahan gula aren, gula semut, jahe, dan kerajinan lampu hias, anyaman bambu merupakan ekonomi kreatif masyarakat. “Kuliner yang terkenal di sini, dengan beras hitam. Pengolahan gula aren menjadi gula semut (tepung) prosesnya tersedia di sini. Desa ini termasuk penghasil gula aren,” jelas Suroso. (las)
Wah keren sekali.