Kirab Budaya Meramaikan Tradisi Sadranan di Desa Pereng

interesnews.or.id , – Klaten – Sadranan merupakan tradisi yang sudah turun temurun di Desa Pereng yang di selenggarakan hari ini Jum’at (14/2/25)

Ratusan warga Desa Pereng dan sekitarnya sangat antusias memadati sepanjang jalan Desa Pereng untuk menyaksikan kirab budaya Sadranan yang di selenggarakan Pemerintah Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kegiatan kirab budaya Sadranan ini di ikuti oleh warga Desa Pereng yang terdiri dari enam RW, dan setiap RW menghadirkan berbagai tari kesenian dan budaya. Dan juga membawa gunungan dari hasil bumi yang merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rezeki.

Para peserta kirab ini membawa gunungan dan di arak dari Kantor Desa Pereng menuju Makan Ki Sungging dan Mbah Nduwet sejauh 3 kilometer(km), yang di percaya sebagai cikal bakal Desa Pereng, di Dukuh Sunggingan, Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Sesampai di Dukuh Sunggingan Kulon, peserta kirab melakukan Doa bersama. Setelah selesai doa, kemudian warga pada rebutan hasil bumi yang tertata pada gunungan tersebut, yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, makanan ringan dan hasil bumi laiinya.

Kepala Desa Pereng, Purwanto Hadi, mengatakan bahwa kirab budaya Sadranan ini merupakan tradisi rutin warga Desa Pereng yang di adakan setiap tahun. Kirab budaya ini untuk melestarikan budaya dan untuk menjaga dan mempererat kerukunan antar warga Desa Pereng.

Purwanto Hadi berharap, kirab budaya Sadranan ini bisa menjadi event tahunan, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan di kabupaten Klaten.

KRT. Bejo Winoto sebagai tokoh masyarakat Desa Pereng menambahkan kirab budaya Sadranan ini di adakan setiap tanggal 15 Ruwah (dalam kalender Jawa) yang kebetulan saat ini jatuh pada hari Jum’at 14 Februari 2025.

BACA JUGA:  Pusat Edukasi Kerukunan Umat Beragama Bagian Dari Ikhtiar merawat kerukunan dan Kebhinekaan

Tujuan dari pada kirab budaya Sadranan ini untuk melestarikan budaya dan sebagai media untuk mempersatukan warga Desa Pereng, sehingga di adakan rebutan gunungan sebagai simbol kembul bujono (makan bersama) warga Desa Pereng dan tidak membedakan status sosial, dan semua akan makan bersama,” pungkasnya.

Selain itu masyarakat juga melakukan tradisi berziarah ke makam para leluhurnya. Dan melakukan doa untuk arwah para leluhur yang telah mendahului menghadap pada Tuhan.

(Sino)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan