interestnews-, Klaten – Pengembangan Metodologi Pendidikan Akhlaq digelar Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kabupaten Klaten di Aula Masjid Agung Al-Aqsha Klaten Selasa ( 3/12/2024 ).
Salah satu nara sumber dari Majelis Ulama ( MUI ) Kabupaten Klaten, Drs.H.Sumarno, MA tentang metodologi pembelajaran akhlaq adalah keteladanan.
Menurut Sumarno bahwa untuk membentuk siswa yang berakhlaq, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip atau teori saja, tetapi yang terpenting bagi siswa adalah figur yang menampilkan keteladanan dalam menerapkan prinsip atau teori tersebut.
“Karena sebanyak apapun teori yang diberikan tanpa disertai contoh teladan ibarat kata tanpa makna. Sungguh miris seorang pendidik yang mengajarkan suatu kebaikan kepada siswanya sedangkan ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.” katanya.
Dikatakan bahwa Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 44, Artinya:”Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan sedang kamu melupakan dirimu sendiri, dan kamu membaca kitab, tidakkah kamu pikirkan”.
Di surat Ash-Shaff ayat 2-3 dijelaskan juga yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengucapkan apa yang tidak kamu lakukan? Sangat dibenci Allah bahwa kamu ucapkan apa yang tidak kamu lakukan”.
“Dari firman Allah swt tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa seorang pendidik hendaknya tidak cuma mampu memberikan perintah atau teori kepada siswa, tetapi lebih dari itu ia harus bisa menjadi teladan siswanya sehingga siswa dapat mengikuti tanpa merasa ada paksaan” katanya.
Oleh karena itu menurut Sumarno keteladanan merupakan faktor penting dan sangat menentukan dalam pembentukan akhlak siswa.
“Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat terpuji, pandai membimbing siswa, taat beragama, jujur, cerdas dan mengerti bahwa memberikan contoh akan mempengaruhi tabiat atau akhlak siswanya” katanya.
Dijelaskan bahwa keteladan pendidik diharapkan memberikan kontribusi pada perubahan perilaku dan kematangan pola pikir siswa.
“Pendidik itu umpama potret yang selalu menjadi contoh bagi siswa. Untuk itu pendidik harus menjadi seorang model sekaligus mentor bagi siswa dalam mewujudkan nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan” kata Sumarno.
“Madrasah tanpa pendidik sebagai teladan, sulit untuk mewujudkan pranata sosial yang berakhlak. Maka itu keteladanan dipandang sangat baik dalam pembentukan akhlak siswa. Dengan memberi contoh teladan yang baik, maka siswa akan dapat berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak yang mulia” pungkasnya.
( *Benneo* )