Interestnews,-Denpasar- Pengurus Daerah (PD) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Provinsi Bali, sebagai salah satu organisasi sayap PDI Perjuangan Bali, menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Doa bersama tersebut dipimpin langsung oleh enam tokoh lintas agama, Minggu, (20/10/2024).
Dikediaman Bpk I Nyoman Kenak SH di jalan Yudistira no. 31 Pukul 16.30 Wita.
Adapun tokoh-tokoh tersebut yaitu Tokoh Agama Hindu I Nyoman Kenak, SH, Tokoh Agama Konghucu Ws. Adinatha,, Tokoh Agama Budha Pandita Drs Sutikro Gunawan, Tokoh Agama Kristen Pdt. Dr. Noflin Ester Sarapong, S.Th, M.Pd, Tokoh Agama Katholik Rd. Yustinus Kurniawan Karwayu, dan Tokoh Agama Islam H Mudzakkir.
Dalam kesempatan tersebut, Ivana Bunga Wahyuni ketua panitia menyampaikan Bali adalah miniatur Indonesia. Semua identitas atau kelompok masyarakat ada disini, Bahkan Bali adalah satu satunya daerah di Indonesia yang masyarakatnya amat heterogen. Baik suku, agama, ras, dan berbagai macam budaya ada di Bali.
“Bali adalah miniatur Indonesia. Semua identitas atau kelompok masyarakat ada disini, Bahkan Bali adalah satu satunya daerah di Indonesia yang masyarakatnya amat heterogen. Baik suku, agama, ras, dan berbagai macam budaya ada di Bali.” ujar Ivana.
Dikatakannya lagi, keragaman ini adalah anugerah sekaligus tantangan untuk di jaga bersama. Sebab di tengah identitas pulau pariwisata kestabilan kerukunan umat beragama adalah urgensi penting yang harus disegerakan.
“Kita harus menjaga bersama. Konsep Vasudhaiva Kutumbakam yang artinya kita semua adalah bersaudara serta Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu wajib untuk kita lanjutkan.” tandasnya lagi.
“Founding father atau bapak bangsa Indonesia telah meletakan pondasi penting kerukunan umat beragama. Kalau bicara toleransi atau kerukunan umat beragama maka Indonesia punya salah satu tokoh yang ideal untuk kita jadikan suri tauladan. Bahkan beliau dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia. Beliau adalah Aburahman Wahid atau Gusdur.” Ucap Bunga
Seluruh masyarakat Indonesia termasuk Bali merayakan pesta demokrasi yakni Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada 2024 merupakan momen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai sebuah proses demokrasi Pilkada tidak hanya menentukan pemimpin daerah, tetapi juga mencerminkan kematangan demokrasi dan kedewasaan politik suatu bangsa.
Agar Pilkada dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar berkualitas, maka semua elemen penting mengambil peran untuk mewujudkan Pilkada yang damai tegas Bunga.
“Lewat forum ini yang bertajuk Doa Lintas Agama untuk Pilkada Bali yang damai kami beserta para pemuka agama mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian”. Ajaknya
Sekretaris Dewan Penasehat Bamusi Bali, Nyoman Gde ‘Ponglik’ Sudiantara, menyampaikan, menghadapi situasi politik yang kian menghangat, para tokoh agama, terlebih pemuka agama diharapkan mampu menjadi perekat umat, menciptakan harmonisasi melalui penyampaian nilai-nilai kedamaian dan kerukunan yang ada di ajaran agama sehingga bisa memberikan pengaruh positif, mendatangkan kesejukan di tengah kontestasi politik yang sedang berlangsung.
“Menghadapi situasi politik yang kian menghangat, para tokoh agama, terlebih pemuka agama diharapkan mampu menjadi perekat umat, menciptakan harmonisasi melalui penyampaian nilai-nilai kedamaian dan kerukunan yang ada di ajaran agama.” Jelas Nyoman Gde ‘Ponglik’ Sudiantara.
Selanjutnya Nyoman Gde menjelaskan, setiap pribadi memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyebarkan pesan kedamaian, menyampaikan kabar kebenaran di era keterbukaan informasi dan media sosial seperti sekarang ini. Terlebih fenomena konten manipulatif atau rekayasa informasi baik dalam bentuk teks, gambar, suara, video ataupun gabungan keempatnya cenderung meningkat menjelang pelaksanaan Pemilu.
“Masyarakat harus lebih teliti dalam memilah dan memilih informasi. Verifikasi sumber informasi atas setiap berita atau info yang diterima. Intinya saring dulu sebelum sharing,” katanya.
Menurutnya lagi, seluruh elemen masyarakat harus meningkatkan literasi digital di masyarakat. Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari perbuatan melanggar hukum seperti menyebarkan berita palsu, berita hoaks, terlebih ujaran kebencian dan profilerasi atau perbuatan menghujat para tokoh, para pemimpin di negeri ini.
“Kita bangun generasi yang selalu berbuat baik, berbicara baik, berpikiran positif dan berakhlak mulia sebagai modal terbesar.” Tandasnya. (Iren/Ros)