interestnews, – Dalam kehidupan ini, segala sesuatu dapat tidak terduga. Kita bisa saja bertemu dengan orang yang baik, tentu saja mereka yang memiliki latar belakang yang baik.
Hanya saja, kita bisa saja bertemu dan berhadapan dengan si pembuat masalah, itu akan menjadi mimpi buruk bagi anda.
Beberapa ciri-ciri si pembuat masalah atau si trouble maker :
1. Bermulut manis dan selalu memposisikan diri sebagai korban sehingga orang lain mudah menaruh impati dan belas kasihan. Biasanya berkumpul dengan sesama BSH (Barisan Sakit Hati) yang sangat mudah tersulut dan terprovokasi. Sangat lihai dalam memilih target.
2. Semula terlihat pendiam namun sebenarnya menyimak, hanya untuk mempelajari dengan seksama, kelemahan dan kelebihan sasaran target berikutnya. Namun sekali bicara ia sangat lihai mempesona.
3. Memiliki sederetan perilaku manupulatif untuk memperalat orang lain yang berimpati dengannya. Mengungkapkan keburukan orang yang lain yang menerimanya dengan memutar balikkan segala sesuatu.
4. Mudah memperakat dan menggunakan orang lain setelah memecah belah agar target sasaran berikutnya terjebak dengan tindakannya sehingga ia akan mudah cuci tangan atau menyelamatkan dirinya dengan diam-diam
5. Reisenzein dan Weber (2009) menyatakan bahwa ekspresi seseorang yang ditunjukkan dengan rasa marah, sedih, senang, suka, takut atau kesal adalah merupakan emosi seseorang, sedangkan emosi menjadi subsistem dari kepribadian (personality). Sehingga anda akan mudah percaya meski hati nurani anda terdalam ada rasa ragu.
6. Sering bicara tinggi tanpa fakta. Namun pengangguran. Pindah sana pindah sini. Tidak memiliki tempat untuk menetap lama. Setiap tempat yang ia tinggalkan selalu pergi meninggalkan masalah. Selain itu, misalkan mengaku memiliki jabatan disuatu tertentu, memiliki kartu-kartu identitas orang lain yang dipakai sebagai alat atau mengaku memiliki warisan yang nilainya besar yang akan cair sehingga orang yang secara ekonomi masalah adalah target dan mudah terjebak dalam perangkapnya.
7. Tidak memiliki data akurat tentang asal usul yang jelas tentang orang tersebut.
8. Sangat lihai berbohong dan drama, memiliki bakat ackting yang seharusnya jadi arti. Tidak pernah merasa bersalah dan sulit untuk minta maaf.
9. Tidak akan pernah bersedia memberitahukan nama atau no tempat ia sebelumnya. Selalu memiliki alasan yang memposisikan dia hebat dan dia korban serta tidak ingin mencampuri lagi.
10. Memiliki kepribadian yang sedikit-demi sedikit step by step labil yang menimbulkan tanda tanya meski membutuhkan waktu cepat atau lambat.
Berhadapan dengan orang seperti ini, kemungkinan besar Anda tak akan bisa mengubah kepribadian.
Mereka menjadi pribadi yang sudah terbentuk. Ibaratnya, Anda disuguhi dengan produk jadi yang tak bisa diubah total. Namun ada tips yang bisa Anda ikuti agar Anda bisa betah di tempat kerja dan kinerja Anda tak terganggu.
1. Kurangi Keterlibatan
Si trouble maker biasanya akan mencari lawan bicara untuk sekedar mencurahkan kekesalan, kemarahan atau bahkan protes terhadap seseorang. Ia akan senang bercerita dan merasa lega ketika pembicaraannya didengarkan orang lain. Ketika bertemu dengannya selalu saja ada topik pembicaraan yang dilontarkannya. Biasanya topik tersebut bernuansa negatif, penuh prasangka, pikiran negatif bahkan berisi umpatan terhadap seseorang atau atasan. Jika Anda terlibat dalam pembicaraan tersebut atau sekedar ikut nimbrung di dalamnya, maka dimungkinkan pikiran Anda tercemar, aura negatif akan mempengaruhi Anda dan diam-diam bisa jadi Anda menyetujui pernyataannya atau bahkan tertular “virus” negatifnya. Tak terasa waktu Anda akan terbuang dan pekerjaan Anda terbengkelai. Karenanyam, jika terdapat tanda-tanda bahwa si trouble maker menggiring Anda untuk terlibat dalam pembicaraannya, alihkan pembicaraan atau minta ijin meninggalkannya dengan alasan masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan.
2. Konsentrasi pada Pekerjaan
Konsentrasi hanya pada pekerjaan adalah cara yang ampuh untuk mengurangi pengaruh buruk dari si trobule maker atau menghindari keterlibatan Anda dengannya. Lebih baik Anda dibilang cuek namun berkinerja tinggi daripada dipandang bertoleransi, namun justeru mendapat energi negatif dan pekerjaan Anda terganggu. Ingatlah bahwa Anda berada di tempat kerja, sehingga Anda harus bersikap profesioanal. Prioritaskan perhatian Anda hanya pada pekerjaan. Hubungan sosial di tempat kerja memang sangat diperlukan, namun bukan dengan si trouble maker. Hal itu bukan berarti Anda memilih-milih teman. Bukan pula berarti Anda apatis, namun lebih cenderung pada sikap profesional. Jika Anda menyibukkan diri dengan pekerjaan, besar kemungkinan si trouble maker tak akan mendekat pada Anda. Ia akan mencari teman bicara yang lain yang dianggapnya mau mendengarkan apa yang dibicarakannya atau memberikan dukungan atas perilakunya.
3. Perluas Batas Zona Kenyamanan Anda
Jika Anda sudah terbiasa menghadapi rekan kerja yang berperilaku negatif, lama –kelamaan hal itu akan menjadi pemandangan yang biasa bagi Anda. Sadarilah bahwa perilaku rekan di tempat kerja begitu beragam. Jangan sampai lingkungan mengintervensi perasaan Anda, namun aturlah kondisi psikologis anda agar merasa nyaman, jangan anda memiki masalah mencimplungkan diri kepada masalah yang anda tidak paham keseluruhan. Namun jika anda memutuskan untuk mempercayainya dengan impati, terimalah segala konsekuensinya kelak dengan jiwa besar. Artinya penyesalan selalu datang terlambat, kalau di awal namanya pendaftaran (in)