Kasak Kusuk Isu Sosial, Bunuh Diri Hingga Sembako  Membusuk

interestnewst,- Kasak kusuk isu-isu sosial Viral hingga kasus bunuh diri faktur ekonomi dan sembako  membusuk faktur terkubur misteri Di Depok, dua tahun lamanya. Artinya, peristiwa ini berlangsung sejak  pendemi mewabah di Indonesia mengakibatkan beragam goncangan ekonomi.

Penurunan omzet. Kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan. Akibatnya, banyak masyarakat mengalami keterpurukan ekonomi berujung goncangan mental sehingga mengakibatkan kekuatiran akan hari esok, makan apa. Bagaimana membayar utang makan saja terancam, begitulah curhatan miris  sehingga gelap mata berujung bunuh diri. Tak terkendali, berita-berita ini viral di masyarakat lewat medsos.

Beragam kasus bunuh diri akibat faktur ekonomi

Beberapa kasus bunuh diri karena faktur bunuh diri  yang dapat kami himpun, diantaranya, sebut saja kasus SH, seorang petani di Lombok Barat, bunuh diri mengalami depresi karena faktur ekonomi. Seorang Ayah dan Anak di Sragen (9/5/20). M Anwar 40 th, tewas tergantung bunuh diri (14/6/20), SU 25 th, Sulawesi Selatan, (4/9/20), Ra 25 th, seorang ibu di Tegal (7/9/21), INK 51 th mengalami frustasi masalah ekonomi (14/4/22), KYA 22 th, asal Buleleng tukang parkir bunuh diri akibat himpitan ekonomi (17/5/22) dan banyak kasus bunuh diri lainnya yang tak tersebutkan.

Beberapa hari ini viral berita satu kontainer sembako terdiri dari; beras, minyak goreng, tepung terigu dan telur sudah membusuk di Depok, yang ditimbun oleh JNE.

Tumpukan ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga Rudi Samin, pemilik lahan. Santer berita ini nyatanya jadi bahan diskusi  kasak kusuk di tengah masyarakat rakyat jelata.

Satu kontainer Sembako terdiri dari beras, tepung terigu, minyak goreng dan telur membusu tertimbun di kedalam 3 m di lahan milik Rudi Samin

“Bagaimana orang tidak putus asa saat ini. Semua serba mahal. Sulit cari pekerjaan. Saat ini lowongan di pabrik dengar-dengar harus bayar. Bagaimana mau bayar makan saja susah! Saya saja pernah putus asa, sempat kepikir mau bunuh diri takut kena corona, takut tidak bisa kerja, takut tidak bisa makan. Loh kog bisa-bisanya ada sembako yang membusuk. Zaman edan.” Cetus, seorang pemulung dengan logat Jawa kental, saat memungut botol aqua.

BACA JUGA:  Syarat Perjalanan Mobil Pribadi dan Umum Selama Libur Nataru 2022

Seorang penjual Soto keliling, sebut saja pak Min, 60 th, mengisahkan kepada interstnews dengan nada sendu mengatakan bahwa ekonomi saat ini memang sulit.

“Saya melihat berita ini di televisi langsung saya matikan. Sedih mbak, kita cari duit susah. Bisa-bisanya JNE menimbun sembako, mengubur sampai membusuk. Berapa orang yang membutuhkan terselamatkan, kalau dibagikan langsung ke masyarakat yang membutuhkan. Apa sih dalam pikiran Mereka.” Cetusnya sambil meramu sotonya.

Menyusur pasar dan sisi jalanan kota Menemukan isu viral kasak kusuk di tengah masyarakat jelata

Sementara itu, seorang ibu penjual Jus Jambu mengatakan bahwa ia dan keluarganya tidak terdata dalam penerimaan bantuan dari pemerintah.

“Saya bingung mbak, selama pendemi suami saya tidak bekerja. Saya hanya jual jus. Saya melihat orang yang tidak terlalu susah dapat bantuan. Saya malah tidak. Pernah tidak punya beras. Anak saya harusnya masuk sekolah tapi karena harus beli seragam 1 juta tidak punya. Sekarang alhamdulilah sudah dapat pekerjaan sebagai ART mau nabung sedikit demi sedikit untuk anak bisa masuk TK.” Tutur Ibu dua anak yang tidak mau disebutkan namanya itu.

“Adalah di daerah X yang dapat bantuan semuanya keluarga pak RT, itu tuh daerah sana. Itu tahun kemarin. Sekarang saya tidak tahu lagi apa masih. Saya kasih tahu ya tapi janji jangan bocor.” Cetus Ibu itu sambil berbisik di telinga interestnews sebuah tempat. Oya!?

“Sttt! Hati-hati loh! Apa gubernur dan presiden tahu itu ya. Pejabat mah meski rakyat krisis tetap makin kaya. Rakyat jelata yang tetap rakyat jelata!” Ujar seorang ibu separuh baya sambil mengecilkan suaranya.

“Itu mah bukan rahasia bu. Hanya, saja semua orang hanya bisa kasak kusuk, tidak berani bicara,” kata Seorang bapak lagi.

Seorang ibu, nani 65 th pedagang lauk matengan yang ramai pelanggan sejak sekolah sudah mulai tatap muka mengatakan, selama pendemi benar-benar sulit.

BACA JUGA:  HUT Jokowi Menjadi Trending Topik di Twitter

“Dulu jualan sepi. Sekarang mending. Seharusnya, para pejabat dan orang-orang kaya dapat berbagi memikirkan orang lain. Saya kalau ada belanja lauk saya tahu hidupnya sulit saya suka tambahi. Kasihan…Coba di mana nurani pengusaha JNE kog bisa mengubur sembako bo’ dibagikan ke masyarakat sekitar yang kurang mampu. Masa lebih baik membusuk dari pada menolong rakyat. Sebentar lagi nih mau pemilihan wahh pasti banyak pencintraan bagi baksos nanti. Coba di masa-masa sulit kemarin.” Cetusnya,

“Iya nihh. Mana semua harga mahal! Katanya nanti listrik, PDAM, Bensin akan naik juga ya mbak? Makin banyak yang akan stres dan depresi nanti. Pemerintah harus mengantisipasi hal ini.” Kata seorang Bapak muda yang sedang beli sayur nangka.

Kasak kusuk perbincangan di kalangan masyarakat bahwa setiap harinya membahas berita-berita viral seputar isu sosial yang ada lewat medsos. sehingga saat melihat penumpukan sembako membusuk dua tahun tertimbun di Depok menumbulkan keresahan tersembunyi hanya bisa kasak kusuk. (las)

Mari Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *