Firman Soebagyo: Produksi Pangan Harus Meningkat, Mengurangi Impor

INTERESTNEWS — Menurut anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo, Indonesia sebenarnya bisa menjadi produsen pangan terbesar di dunia, Jakarta, Selasa (8/3/2022). Kita memiliki banyak wilayah dengan tanah yang subur dan iklim tropis sangat mendukung, sehingga tidak bergantung impor dari negara lain. Pemerintah harus membenahi produksi pangan dalam negeri agar Indonesia nirimpor pangan dari luar.

“Mengapa Indonesia mesti mengimpor. kita harus mengevaluasi. Jangan kita bilang surplus, tetapi barangnya tidak ada. Kalau memang ada surplus, barangnya ada di mana?” kata Firman Soebagyo.

Selanjutnya, Firman menegaskan, sejak jauh hari Parlemen sudah mengingatkan pentingnya produksi pangan untuk ketahanan pangan nasional. Bahkan sebelum pandemi dan konflik Rusia-Ukraina yang membuat harga komoditas pangan melonjak.

kita harus mengevaluasi kenaikan harga komoditas pangan agar harga tetap stabil dan tidak mengalami lonjakan tinggi.

Firman memprediksi akan muncul dua krisis besar global, yaitu: krisis energi dan krisis pangan. Krisis ini akibat dari dampak pandemi yang belum sepenuhnya berakhir dan meningkatnya tensi geopolitik invasi Rusia di Ukraina.

Karena itu, untuk mencapai swasembada pangan memang bukan perkara mudah. Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat. Misalnya, pemerintah menginventarisasi seluruh lahan yang berpotensi sebagai lahan produksi pangan.

Dia merujuk pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Badan Pangan Dunia (FAO) yang merilis pentingnya mengantisipasi kebutuhan pangan. Ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat signifikan.

Negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia pun harus bersiap karena diyakini akan lebih merasakan dampaknya. (IN)

Mari Bagikan
BACA JUGA:  Candi Borobudur Berbenah untuk Tarik Wisman

Tinggalkan Balasan